ESGNOW.ID, LUSAKA -- Kementerian Keuangan Zambia menyatakan Bank Dunia setuju memberikan dana hibah sebesar 208 juta dolar AS untuk membantu mengatasi dampak sosial dan ekonomi dari kekeringan yang melanda negara di selatan Afrika itu. Negara-negara di wilayah selatan Afrika mengalami kekeringan terburuk dalam beberapa tahun terakhir yang diakibatkan kombinasi El Nino yang terjadi secara alami dan naiknya rata-rata suhu bumi akibat emisi gas rumah kaca.
El Nino merupakan pola iklim alami di Samudra Pasifik dan atmosfer di atasnya. Biasanya, angin pasat bertiup dari timur ke barat melintasi Pasifik, mendorong air permukaan yang hangat ke arah Asia. El Nino mengganggu pola ini, melemahkan angin dan terkadang bahkan membalikkannya.
Hal ini memungkinkan air hangat untuk kembali ke timur, menghangatkan Pasifik timur dekat Amerika Selatan. El Nino dan pasangannya, La Nina, adalah bagian dari siklus yang lebih besar yang disebut El Niño-Southern Oscillation (ENSO).
Kejadian El Nino dapat secara signifikan mempengaruhi pola cuaca di seluruh dunia, membawa banjir ke beberapa daerah dan kekeringan ke daerah lain. Sementara perubahan iklim disebabkan aktivitas manusia.
Zambia, Malawi, dan Zimbabwe menyatakan keadaan bencana kekeringan berdampak pada produksi pangan dan mata pencarian jutaan orang. Hibah Bank Dunia bertujuan membantu Zambia menanggapi dampak kekeringan dengan efektif melalui penyediaan dana tunai sementara kepada rumah tangga yang terkena dampak.
"Secara khusus, ini akan membantu setidaknya lebih dari 1,6 juta rumah tangga di 84 distrik yang terkena dampak kekeringan dengan bantuan tunai darurat selama 12 bulan," kata Kementerian Keuangan Zambia dalam pernyataannya Selasa (2/7/2024).
Kementerian menambahkan pendanaan Bank Dunia juga akan memperkuat program-program perlindungan sosial yang sudah ada. Bulan lalu, Dewan Dana Moneter Internasional (IMF) menyetujui permintaan dari Pemerintah Zambia untuk meningkatkan dukungan keuangannya menjadi dari 1,3 miliar dolar AS menjadi 1,7 miliar dolar AS untuk membantu negara itu mengatasi kekeringan.