ESGNOW.ID, LONDON -- Para ilmuwan mengekstrak es dari kedalaman 2.800 meter di bawah permukaan laut di Little Dome C, Antartika Timur. Es ini diambil dalam bentuk tabung silinder untuk dipelajari lebih lanjut di British Antarctic Survey (BAS) di Cambridge, Inggris.
Para ilmuwan ingin mengungkap rahasia terdalam es Antartika, termasuk sejarah iklim bumi hingga 1,5 juta tahun lalu. Sebelumnya, ilmuwan hanya bisa meneliti data iklim hingga 600 ribu tahun ke belakang.
Ketua tim penelitian ini Liz Thomas mengatakan temuan ini diharapkan membantu memahami perubahan iklim secara lebih mendalam dan membantu memprediksi dampak perubahan iklim di masa depan. "Sangat menarik menjadi bagian upaya internasional untuk membuka rahasia terdalam es antartika," kata Thomas seperti dikutip dari LBC, Ahad (20/7/2025).
Thomas menjelaskan proyek penelitian ini didorong pertanyaan ilmiah: mengapa sekitar satu juta tahun yang lalu siklus iklim Bumi berubah drastis. Sebelum titik perubahan tersebut, Bumi mengalami siklus glasial–interglasial yaitu periode membeku dan mencairnya es secara alami setiap 41 ribu tahun sekali.
Namun, sekitar satu juta tahun lalu, pola ini berubah menjadi setiap 100 ribu tahun, dan hingga kini pola 100 ribu tahunan ini masih berlangsung. "Dengan memperluas data inti es melewati titik perubahan tersebut, para peneliti berharap bisa meningkatkan prediksi tentang bagaimana iklim Bumi akan merespons peningkatan gas rumah kaca di masa depan," kata Thomas.
Menurut Thomas, data yang diperoleh dari inti es akan memungkinkan para ilmuwan untuk merekonstruksi secara berkelanjutan sejumlah indikator lingkungan utama selama 1,5 juta tahun terakhir. Beberapa indikator lingkungan penting yang akan direkonstruksi dari inti es ini mencakup suhu atmosfer, pola angin, luas es laut, dan produktivitas laut.
Data inti es yang belum pernah ada sebelumnya ini akan memberikan wawasan penting tentang hubungan antara kadar karbon dioksida di atmosfer dengan perubahan iklim pada periode sejarah Bumi yang belum pernah diteliti sebelumnya. Hal ini memberikan konteks penting untuk memprediksi perubahan iklim pada masa depan. Proyek ini bernama Beyond EPICA – Oldest Ice dan didanai Komisi Eropa, dengan melibatkan kolaborasi para peneliti dari berbagai negara di dunia.