ESGNOW.ID, JAKARTA -- Ekosistem terumbu karang di dunia semakin terancam di tengah pemanasan global akibat perubahan iklim. Ketika suhu dan keasaman air laut naik, terumbu karang bisa mengalami pemutihan (coral bleaching) dan lama kelamaan bisa rusak bahkan hilang.
Berangkat dari kekhawatiran tersebut, seorang ilmuwan Australia kini memanfaatkan kekuatan robot untuk menumbuhkan kembali terumbu karang yang terancam. Di perairan biru di Kepulauan Abrolhos, 400 kilometer sebelah utara Perth, ahli biologi kelautan Dr Taryn Foster membudidayakan terumbu karang.
"Terumbu karang mengalami banyak masalah karena perubahan iklim. Kita telah kehilangan 50 persen karang di seluruh dunia dan kita akan kehilangan 70 hingga 90 persen akibat perubahan iklim,” kata Foster seperti dilansir Nine, Selasa (14/11/2023).
Keluarga Foster memiliki pabrik bata di Geraldton, Australia Barat. Dari situlah ia mendapatkan ide untuk membuat dasar karang dari batu kapur.
"Batu kapurnya sangat bagus karena itulah kerangka alami karang. Mesin yang kami gunakan dapat memompa 10 ribu benda ini dalam sehari dengan mudah,” kata dia.
Fragmen-fragmen karang yang dipanen dari laut direkatkan pada busi, yang kemudian dimasukkan ke dalam dasar batu kapur. Seluruh kerangka kemudian ditanam di lautan. Namun, jika manusia yang melakukan pekerjaan ini secara manual akan memakan banyak biaya, sehingga perusahaan Foster, Coral Maker, bekerja sama dengan perusahaan teknologi kecerdasan buatan, Autodesk.
Rencana mereka adalah agar robot dapat melakukan tugas-tugas yang berulang. Tim Coral Maker berharap suatu hari nanti dapat memproduksi jutaan atau puluhan juta karang secara massal setiap tahun.
“Tujuan kami adalah memulihkan terumbu karang yang terancam di seluruh dunia. Dan itu dibutuhkan,” kata Foster.
Meningkatnya suhu lautan telah membuat terumbu karang di dunia lebih rentan dari sebelumnya. Para ilmuwan memperkirakan pemutihan karang akan terjadi lebih masif pada musim panas mendatang.
"Ada lebih dari 800 ribu spesies yang didukung oleh terumbu karang. Kita tidak bisa membiarkannya begitu saja," kata Foster.