ESGNOW.ID, JAKARTA -- Sekitar 900 ton baterai lithium terbakar di sebuah pabrik daur ulang baterai di Prancis Selatan. Menurut keterangan pihak berwenang, kebakaran itu menimbulkan asap awan hitam pekat ke langit di atas lokasi tersebut.
Kebakaran terjadi di sebuah gudang milik kelompok daur ulang Prancis SNAM di Viviez, sebelah utara Toulouse, kata anggota dewan setempat Pascal Mazet dalam sebuah pernyataan di X.
Baterai lithium sangat penting dalam perangkat listrik, mulai dari ponsel hingga mobil listrik. Akan tetapi, lithium mengandung bahan mudah terbakar yang, jika dikombinasikan dengan energi yang disimpannya, dapat membuat baterai ini rentan terbakar saat terpapar panas – sebuah potensi bahaya mengingat bahan beracun yang dapat dipancarkan oleh pembakarannya.
Pada Januari 2023, kebakaran besar terjadi di gudang Normandia yang menyimpan komponen mobil dan ribuan baterai lithium. Para petugas berhasil mengendalikan kebakaran tanpa menimbulkan korban jiwa. Petugas pemadam mengklaim, tidak ada indikasi pelepasan polusi udara yang berbahaya.
Media Prancis menunjukkan asap tebal di atas lokasi Viviez dan surat kabar Le Monde melaporkan bahwa hingga 70 petugas pemadam kebakaran berjuang untuk mengendalikan api.
“Kebakaran ini tidak menimbulkan bahaya bagi orang-orang yang tinggal di kawasan itu,” kata Charles Giusti, seorang pejabat lokal di prefektur Aveyron yang mencakup Viviez, seperti dikutp Reuters, Selasa (20/2/2024).
Prefektur mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa meskipun api sudah terkendali, tapi api masih menyala secara perlahan dan diperkirakan akan berlangsung selama beberapa jam. Sementara itu, SNAM tidak segera menanggapi permintaan komentar.
Catatan keamanan untuk site tersebut memperingatkan bahwa jika terjadi kebakaran besar, produk yang ada di sana kemungkinan besar akan menghasilkan emisi kadmium melalui asap.
Kadmium sangat beracun dan berbahaya bagi lingkungan. Namun, catatan tersebut mengeklaim bahwa dengan mempertimbangkan lingkungan pabrik dan perilaku asap beracun, hal ini seharusnya tidak menimbulkan risiko kesehatan langsung bagi penduduk.