ESGNOW.ID, JAKARTA – Pemerintah mendorong agar kawasan industri Wiraraja di Kota Batam, Provinsi Kepulauan Riau (Kepri) dapat terus dikembangkan sebagai daya tarik investasi ekonomi hijau. Hal itu disampaikan Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga HartartoAirlangga dalam acara grand launching Wiraraja Green Renewable Energy and Smart-Eco Industrial Park (GESEIP) di kawasan industri Wiraraja Batam, Kepri, Senin (26/8/2024).
Airlangga menyampaikan, perkembangan kawasan industri Wiraraja serta beberapa perusahaan manufaktur solar modul, sodium-ion battery, dan semikonduktor yang diresmikan dalam grand launching tersebut, diharapkan akan menambah nilai investasi baru. Angka target investasi baru tersebut yakni mencapai 17,6 triliun dolar AS yang berasal dari Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) maupun dari penanaman modal asing (PMA) dari AS, Jerman, Taiwan, dan Singapura. Penambahan investasi tersebut diharapkan bisa menyerap tenaga kerja sebanyak 36.150 orang.
“Kita tahu bahwa ekonomi Indonesia cukup baik di tengah global, yaitu di antara negara G20, kita top 5 dengan pertumbuhan rata-rata 5 persen dan inflasi yang rendah di 2,13 persen pada Juli. Kepri juga tumbuh secara baik di kuartal II yakni 4,9 persen dan menjadi salah satu provinsi dengan KEK terbanyak di Indonesia, Kepri tentunya menjadi pintu bagi investasi Indonesia,” kata Airlangga dikutip dalam keterangan pers, Senin (26/8/2024).
Kawasan industri Wiraraja di Batam diketahui diresmikan menjadi proyek strategis nasional (PSN) pada 18 Maret 2024, dan diharapkan bisa berkontribusi cemerlang bagi perekonomian nasional. Di tengah kondisi solid perekonomian nasional saat ini, pemerintah memanfaatkan berbagai momentum dengan mendorong transformasi ekonomi untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat, salah satunya melalui transformasi ekonomi hijau.
Kawasan industri Wiraraja telah berperan aktif dalam kemajuan industri di Batam dan berkontribusi pada pertumbuhan ekonomi di Kepri yang pada kuartal II 2024 tumbuh stabil di angka 4,9 persen. Sektor industri pengolahan sendiri memberikan share sebesar 41 persen terhadap PDRB Kepri.
“Spektrumnya luas dan karena situasinya dalam Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) dan Free Trade Zone (FTZ), saya berharap Kepri bisa menonjol di kawasan regional. Kita berani bersaing dengan Johor di Malaysia,” tutur Airlangga.
Airlangga menuturkan, dalam mengembangkan usaha, perusahaan-perusahaan kawasan Wiraraja bisa memanfaatkan berbagai insentif fiskal yang telah diberikan oleh pemerintah, sehingga upaya peningkatan investasi pun bisa semakin masif.
“Saya tentu berharap investasi ini dalam lima tahun ke depan dapat direalisasikan dan menjadi salah satu tulang punggung dari industrialisasi di Pulau Batam yang berorientasi ekspor,” tutur dia.