ESGNOW.ID, KAMPALA -- Pemerintah Uganda mengatakan total korban tewas dalam longsor yang dipicu hujan deras bertambah menjadi 17 orang. Sementara itu 100 orang masih dinyatakan hilang.
Longsor terjadi pada Rabu (27/11/2024) di distrik Bulambuli, sekitar 300 sebelah timur ibu kota Kampala. Longsor mengubur puluhan rumah di sejumlah desa.
Tayangan di stasiun televisi setempat menunjukkan luasnya daerah yang terendam lumpur dalam. Warga yang selamat mencari kerabat mereka yang belum ditemukan, sementara tim penyelamat menggali di daerah yang sebelum permukiman dan sekolah.
Juru bicara Kantor Perdana Menteri Uganda Charles Odongtho mengatakan pemerintah sudah memperingatkan warga yang tinggal di daerah rawan longsor di awal musim penghujan. Ia mengatakan terkejut dengan jumlah korban jiwa mengingat sistem peringatan dini sudah diberlakukan.
Masyarakat Palang Merah Uganda mengatakan setidaknya 45 rumah sepenuhnya terkubur. Sementara yang lainnya rusak sebagian. Anggota parlemen Elgon County Ignatius Wamakuyu Mudimi mengatakan keponakan perempuannya yang baru saja melahirkan turut menjadi korban.
"Ia terkubur bersama dengan bayinya," kata Mudimi di stasiun televisi NTV, Sabtu (30/11/2024).
Pemerintah Uganda mengarahkan warga yang tinggal di daerah rawan longsor ke tempat lain. Palang Merah dan polisi menggelar operasi pencarian dan penyelamatan.
Sejak bulan Oktober lalu negara Afrika Timur itu dilanda hujan deras dengan kekuatan yang tidak seperti biasanya. Hujan ini memicu banjir dan longsor di sejumlah daerah.
Polisi dan Otoritas Jalan Nasional Uganda mengatakan hujan deras menyebabkan Sungai Nil yang juga mengalir di negara itu, meluap dan membanjiri jalan tol yang menghubungkan Kumpala dan daerah di barat daya. Deforestasi yang mengubah hutan menjadi lahan pertanian di daerah pegunungan membuat sejumlah daerah menjadi rawan longsor.
Daerah-daerah pegunungan yang dilanda longsor tahun juga pernah mengalami bencana serupa sebelumnya. Termasuk longsor yang menewaskan 80 orang pada 2010.