Kamis 09 Jan 2025 12:52 WIB

BMKG Deteksi Kemunculan Bibit Siklon Tropis dan Monsun Asia, Waspada Cuaca Ekstrem

Terdapat potensi peningkatan curah hujan dalam sepekan ke depan.

Rep: Rizky Suryarandika/ Red: Satria K Yudha
Foto udara warga melintas di Bendungan Rolak Songo yang debit airnya meningkat di Desa Mliriprowo, Tarik, Sidoarjo, Jawa Timur, Selasa (7/1/2025). Intensitas hujan tinggi dalam beberapa hari terakhir membuat debit air Sungai Brantas di pintu dam Rolak Songo mengalami peningkatan, mengakibatkan jalan Raya Mliriprowo ambrol tergerus air sungai.
Foto: ANTARA FOTO/Umarul Faruq
Foto udara warga melintas di Bendungan Rolak Songo yang debit airnya meningkat di Desa Mliriprowo, Tarik, Sidoarjo, Jawa Timur, Selasa (7/1/2025). Intensitas hujan tinggi dalam beberapa hari terakhir membuat debit air Sungai Brantas di pintu dam Rolak Songo mengalami peningkatan, mengakibatkan jalan Raya Mliriprowo ambrol tergerus air sungai.

ESGNOW.ID,  JAKARTA -- BMKG memantau keberadaan pusat tekanan rendah di selatan Nusa Tenggara sejak 3 Januari 2025. Sistem ini bergerak ke arah barat-barat daya dan mulai berkembang menjadi Bibit Siklon 97S pada 7 Januari 2025 di perairan Samudra Hindia, sebelah selatan Jawa Timur. 

Berdasarkan analisis terkini pada Kamis (9/1/2025), intensitas sistem ini semakin meningkat dan saat ini terdeteksi di Samudra Hindia selatan Lampung dengan arah gerak ke selatan. Bibit siklon ini diperkirakan memberikan dampak tidak langsung berupa peningkatan curah hujan dan angin kencang di beberapa wilayah, serta dampak langsung berupa gelombang tinggi di perairan bagian selatan Indonesia dalam tiga hari mendatang.

Baca Juga

Bibit Siklon Tropis 97S berpotensi meningkatkan potensi hujan dengan intensitas sedang hingga lebat yang dapat disertai angin kencang di sejumlah wilayah, termasuk Bengkulu, Sumatera Selatan, Lampung, Banten, Jakarta, Jawa Barat, dan Jawa Tengah. Selain itu, gelombang laut dengan ketinggian 1,25 hingga 2,5 meter diperkirakan terjadi di Perairan Selatan Jawa hingga NTB, Selat Sunda bagian barat dan selatan, Samudra Hindia selatan Jawa hingga NTB, dan Samudera Hindia barat Bengkulu hingga Lampung.

"Dari perhitungan kami, bibit siklon ini diperkirakan akan memberikan dampak signifikan dalam tiga hari ke depan, terutama dalam bentuk peningkatan intensitas hujan, angin kencang, dan gelombang tinggi di wilayah-wilayah tertentu," kata Deputi Bidang Meteorologi BMKG, Guswanto dalam keterangan pers, Kamis (9/1/2025). 

Guswanto menyebut dampak cuaca ini perlu diantisipasi, terutama di wilayah pesisir dan perairan selatan Indonesia. Sebab, potensi cuaca ekstrem dapat mempengaruhi aktivitas pelayaran dan masyarakat pesisir. 

"BMKG terus memantau perkembangan sistem ini dan akan menyampaikan pembaruan informasi secara berkala untuk memastikan keselamatan masyarakat," ujar Guswanto. 

Sementara itu, Direktur Meteorologi Publik BMKG, Andri Ramdhani menjelaskan potensi peningkatan curah hujan dalam sepekan ke depan tidak hanya dipengaruhi oleh keberadaan Bibit Siklon 97S, tetapi juga oleh kondisi atmosfer yang mendukung terjadinya hujan dengan intensitas lebih tinggi.

"Monsun dan seruakan dingin dari Asia turut berkontribusi pada peningkatan curah hujan di wilayah Indonesia, khususnya di bagian barat," ungkap Andri. 

Andri menjelaskan selain Bibit Siklon Tropis 97S, sirkulasi siklonik yang sudah terbentuk beberapa hari lalu di sekitar Nusa Tenggara juga memengaruhi dinamika atmosfer di wilayah Indonesia. Kondisi ini semakin diperkuat dengan aktivitas gelombang Rossby Ekuatorial dan gelombang Kelvin yang diprakirakan tetap aktif dalam sepekan ke depan, khususnya di wilayah Sumatra, Jawa, sebagian Kalimantan, Sulawesi, Maluku, dan Papua.

Melihat potensi cuaca yang signifikan, Andri mengimbau masyarakat untuk selalu waspada terhadap kemungkinan hujan lebat yang disertai petir. Ia juga mengingatkan masyarakat untuk berhati-hati terhadap dampak cuaca tersebut, seperti banjir, banjir bandang, tanah longsor, serta jalanan licin yang berpotensi membahayakan keselamatan.

"Kami mengimbau seluruh masyarakat, terutama yang tinggal di wilayah rawan bencana, untuk selalu waspada dan siap siaga menghadapi potensi bencana hidrometeorologi yang dapat terjadi kapan saja," ujar Andri. 

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement