Kamis 09 Jan 2025 15:53 WIB

KPI Siap Produksi Bahan Bakar Pesawat Ramah Lingkungan Tersertifikasi

SAF dihasilkan dari minyak jelantah.

Red: Satria K Yudha
Suasana di kawasan kilang minyak PT Kilang Pertamina Internasional Unit Cilacap, Jawa Tengah, Jumat (25/10/2024).
Foto: Republika/Prayogi
Suasana di kawasan kilang minyak PT Kilang Pertamina Internasional Unit Cilacap, Jawa Tengah, Jumat (25/10/2024).

ESGNOW.ID,  JAKARTA -- PT Kilang Pertamina Internasional (KPI) menyatakan siap memproduksi bahan bakar pesawat yang ramah lingkungan (sustainable aviation fuel/SAF) tersertifikasi di tingkat nasional dan Asia Tenggara. Kesiapan ini setelah unit Treated Distillate Hydro Treating (TDHT) yang berlokasi di Kilang Cilacap telah berhasil meraih sertifikasi ISCC Corsia dan EU untuk SAF pada awal Desember 2024.

Sekretaris Perusahaan KPI Hermansyah Y Nasroen mengatakan, dengan diraihnya sertifikasi ISCC (International Sustainability Carbon Certification) CORSIA dan EU untuk memproduksi SAF dari bahan baku minyak jelantah (UCO), SAF KPI memenuhi persyaratan sustainability dan dapat diterima serta diperdagangkan sesuai regulasi ICAO CORSIA (worldwide) dan Uni Eropa. Diraihnya sertifikat ini, menurut Hermansyah, menunjukkan pengakuan dunia internasional atas kemampuan dan kapabilitas KPI dalam memproduksi SAF.

Baca Juga

Hermansyah menjelaskan Unit TDHT Kilang Cilacap, selain dapat memproduksi Pertamina SAF, unit ini juga dapat memproduksi bahan bakar solar nabati yang berasal dari 100 persen bahan baku nabati sejak 2022. Produk tersebut dikenal dengan nama Pertamina Renewable Diesel (RD) atau HVO yang juga telah bersertifikat ISCC.

KPI, lanjut Hermansyah, juga terus melakukan inovasi untuk memproduksi Pertamina SAF melalui Project USAF (UCO to SAF) yang dicanangkan sejak tahun 2024. "KPI sebelumnya mampu memproduksi Pertamina SAF dengan bahan baku Refined Bleached Deodorized Palm Kernel Oil (RBDPKO) atau minyak inti sawit, dan kini KPI siap melangkah dengan memproduksi Pertamina SAF tersertifikasi ISCC pertama di Indonesia/Regional dengan bahan baku minyak jelantah (UCO) yang direncanakan pada kuartal I tahun 2025," kata Hermansyah.

SAF yang akan dihasilkan dari bahan baku jelantah ini memiliki kelebihan berupa emisi karbon yang lebih rendah dengan kisaran di atas 90 persen dibandingkan avtur fosil. Selain itu, SAF tersebut juga dapat mendukung kegiatan community development pengumpulan minyak jelantah oleh masyarakat.

Selanjutnya, kata Hermansyah, dalam rangka persiapan produksi SAF dari minyak jelantah, direncanakan di bulan Januari 2025 akan dilakukan penggantian katalis yang mampu mengolah minyak jelantah menjadi SAF di Kilang Cilacap. "Katalis yang akan digunakan merupakan hasil pengembangan technology and innovation Pertamina berkolaborasi dengan expert dan engineer PT Kilang Pertamina Internasional. Katalis ini diproduksi di fasilitas pabrik katalis dalam negeri. Hal ini menunjukkan penguasaan teknologi advance oleh engineer Indonesia,” ucap Hermansyah.

 

sumber : Antara
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement