Sabtu 18 Jan 2025 11:31 WIB

PBB: Perencanaan Pembangunan Indonesia Perlu Integrasi SDG's

Pentingnya pendekatan yang terintegrasi dalam perencanaan pembangunan

Red: Intan Pratiwi
Presiden Sustainable Development Solutions Network Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), Jeffrey D. Sachs
Foto: image source
Presiden Sustainable Development Solutions Network Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), Jeffrey D. Sachs

ESGNOW.ID, JAKARTA -- Presiden Sustainable Development Solutions Network Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), Jeffrey D. Sachs, menekankan pentingnya integrasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs) dalam perencanaan pembangunan nasional. Sachs mengapresiasi langkah Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) yang dianggap sebagai pelopor dalam mengadopsi SDGs ke dalam kerangka perencanaan sejak awal penerapannya.

"Saya sering keliling dunia dan menjadikan Bappenas sebagai contoh bagaimana SDGs dapat diintegrasikan dalam perencanaan nasional," ujar Sachs dalam SDGs Lecture yang digelar Bappenas, Jumat (17/1/2025).

Menurut Sachs, keberhasilan Bappenas menjadi rujukan global dalam implementasi SDGs. "Saya selalu memberikan pujian kepada Bappenas atas kontribusinya mengajarkan dunia tentang perencanaan terintegrasi," katanya.

Sachs juga mengusulkan agar dilakukan studi mendalam terkait perubahan konsep perencanaan Bappenas selama 60 tahun terakhir. Kajian ini bertujuan untuk memahami bagaimana strategi perencanaan nasional berkembang menghadapi tantangan global yang berubah.

"Rencana nasional Bappenas dari waktu ke waktu akan sangat menarik untuk dipelajari, terutama dalam merangkum perubahan yang terjadi seiring waktu," tambahnya.

Sachs menjelaskan pentingnya pendekatan yang terintegrasi dalam perencanaan pembangunan. Pendekatan ini mencakup tidak hanya peningkatan GDP per kapita, tetapi juga aspek sosial seperti ketimpangan kaya dan miskin, perbedaan regional, dan akses universal terhadap layanan publik berkualitas.

Ia menyoroti empat pilar fundamental yang telah menjadi pusat perhatian dalam perencanaan SDGs selama sepuluh tahun terakhir. Pilar pertama berfokus pada ekonomi, dengan tujuan menghapus kemiskinan dan memastikan Indonesia mencapai status negara berpendapatan tinggi. Sachs menyebutkan bahwa tujuan ini dapat dicapai dalam waktu dekat melalui pendekatan ekonomi yang seimbang dan multi-sektor.

Pilar sosial menjadi bagian inti dari pembangunan berkelanjutan. Fokusnya adalah mengurangi ketidaksetaraan, memastikan akses universal terhadap layanan publik, dan mendorong kesetaraan gender. Sachs menekankan bahwa upaya pengurangan ketidaksetaraan harus menjadi prioritas utama dalam perencanaan pembangunan.

Dimensi lingkungan juga menjadi elemen kunci. Sachs menyoroti perlunya transformasi besar dalam penggunaan lahan, energi, dan sektor kimia untuk memastikan keberlanjutan menjadi inti dari strategi ekonomi dan sosial. Transformasi ini, menurutnya, adalah langkah penting untuk menjamin masa depan yang lebih hijau.

Pilar terakhir adalah perdamaian dan kemitraan global, seperti yang diatur dalam SDG 16 dan SDG 17. Sachs menegaskan bahwa pembangunan hanya dapat tercapai jika didukung oleh masyarakat yang damai dan inklusif serta kerja sama global yang kuat.

"Kita tidak hanya mencari pertumbuhan, tetapi juga transformasi yang menjamin keberlanjutan lingkungan dan sosial," tegas Sachs.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement