ESGNOW.ID, JAKARTA -- Listrik mungkin dianggap sebagai sesuatu yang sudah lumrah bagi warga di kota besar. Padahal, masih ada sekitar 840 juta orang di seluruh dunia yang belum mendapat akses listrik. Kondisi itu membuat desainer asal Kolombia, Miguel Mojica, menggagas proyek Waterlight.
Dikutip dari laman The Brighter Side, Senin (2/10/2023), proyek energi ramah lingkungan itu merupakan kolaborasi Mojica dengan perusahaan energi terbarukan E-dina dan Wunderman Thompson Kolombia. Misinya, membawa terang ke sudut paling gelap dunia.
"Proyek Waterlight muncul untuk mencerahkan kehidupan komunitas Wayúu di Kolombia, memberikan penerangan ke La Guajira, juga menjangkau rumah mana pun yang butuh penerangan namun tidak memiliki akses listrik," kata Mojica.
Dia menjelaskan mekanisme 'Waterlight', yang memunculkan energi listrik dari ionisasi air garam. Sederhananya, elektrolit yang dihasilkan oleh setengah liter air garam mengalami reaksi, mengubah magnesium yang dikandungnya menjadi tenaga listrik.
Proses itu mampu mengisi bahan bakar lampu sehingga menghadirkan cahaya yang cukup untuk pemakaian 45 hari. Tidak hanya dapat menerangi kediaman warga, "Waterlight" juga menawarkan cara untuk mengisi ulang ponsel dan baterai menggunakan energi terbarukan.
Konstruksi "Waterlight" sepenuhnya dibangun dari bahan yang kuat dan dapat didaur ulang. Desainnya dipengaruhi oleh komunitas Wayúu Kolombia. Seni tradisional itu mewakili rasa hormat yang mendalam terhadap fauna, flora, dan ikatan rumit penduduk setempat dengan laut.
Dedikasi Mojica berlanjut ke Kota Valencia, Spanyol, di mana dia menempuh studi magister dalam bidang desain produk di Universitas CEU Cardenal Herrera (CEU UCH). Meski kini Valencia menjadi rumah barunya, hati dan inspirasi Mojica tetap terkait dengan semua tentang Kolombia.
"Karena jauh dari negara saya, Kolombia, saya merasa ini adalah kesempatan untuk menjadi promotor revolusi baru energi bersih," ujarnya. Dia percaya bahwa desain seperti "Waterlight" adalah langkah penting menuju masa depan yang berkelanjutan.
Menurut Mojica, elemen keberlanjutan menjadi persyaratan penting saat merancang sesuatu, ditambah dengan meningkatnya kesadaran mengenai kesejahteraan Bumi. Dia membayangkan masa depan kolaboratif di mana para profesional di berbagai bidang, baik biologi, medis, atau teknologi, berkumpul untuk berinovasi dan meningkatkan keberlanjutan dalam kehidupan sehari-hari.
Setelah lulus dari CEU UCH, Mojica terlibat dalam proyek ISABA, sebagai komitmennya dalam merancang ruang rekreasi untuk anak-anak. Ruang-ruang ini, baik di perairan maupun perkotaan, difokuskan untuk menumbuhkan masyarakat yang lebih sehat yang memprioritaskan keberlanjutan dan pembangunan melalui permainan.
Berbagai pengalaman di Valencia, disebut Mojica sangat transformatif. Itu semua membuatnya menghargai filosofi desain lain yang unik. "Di Valencia, konsep memiliki peran penting dalam desain, segala sesuatu mempunyai alasan, tidak ada yang muncul tanpa alasan," ungkap Mojica.