ESGNOW.ID, JAKARTA -- Banyak orang yang tertarik untuk membuat pilihan makanan yang sehat dan juga berkelanjutan, dan mereka sering kali secara intuitif menyamakan 'sehat' dengan 'berkelanjutan'. Sebuah studi yang dilakukan oleh para peneliti di University of Konstanz, Johannes Kepler University, dan Hamburg University of Applied Sciences berfokus pada apakah persepsi ini sesuai dengan kenyataan atau tidak.
Studi yang diterbitkan dalam jurnal PLOS Sustainability and Transformation ini menunjukkan bahwa banyak konsumen yang secara jelas menghubungkan persepsi mereka tentang keberlanjutan dengan seberapa sehat pilihan makanan mereka.
"Kami meneliti seberapa luas persepsi bahwa makanan sehat juga berkelanjutan. Kami sangat tertarik pada apakah persepsi berubah berdasarkan tumpang tindih yang sebenarnya antara kesehatan makanan dan keberlanjutan. Kami juga mengeksplorasi apakah jenis makanan, seperti makanan vegan, memengaruhi korelasi yang diduga ini," jelas Profesor Gudrun Sproesser, kepala Departemen Psikologi Kesehatan di Johannes Kepler University.
Dalam penelitian ini, lebih dari 5.000 pelanggan menilai 29 pilihan makanan yang berbeda di kantin University of Konstanz, yang dikelola layanan mahasiswa Seezeit - sebagaimana yang mereka yakini sebagai pilihan makanan yang sehat dan berkelanjutan. Nilai-nilai yang berkaitan dengan kelestarian lingkungan dan makanan sehat juga ditentukan dengan menerapkan algoritme khusus untuk menganalisis resep makanan yang tepat. Hasilnya, banyak peserta yang secara otomatis percaya bahwa makanan sehat juga berkelanjutan.
“Menariknya, bagaimanapun juga, tidak ada hubungan antara persepsi ini dengan tumpang tindih yang sebenarnya antara kelestarian lingkungan dan seberapa sehatnya sebuah makanan. Ini karena makanan yang lebih sehat dapat diproduksi dengan menggunakan metode yang kurang ramah lingkungan, dan kebalikannya juga benar: makanan yang berkelanjutan bisa jadi kurang sehat,” kata Sproesser seperti dilansir Phys, Senin (25/12/2023).
Britta Renner, yang memimpin tim peneliti Psychological Assessment dan Health Psychology di University of Konstanz, menambahkan bahwa temuan ini dengan jelas menunjukkan bahwa konsumen membutuhkan informasi yang lebih baik dan lebih mudah diakses tentang keberlanjutan dan kesehatan makanan.
Salah satu pendekatan yang berguna, misalnya, adalah dengan menggunakan label iklim atau keberlanjutan pada makanan.
“Label seperti itu akan memungkinkan konsumen untuk membuat keputusan yang lebih tepat tentang apa yang mereka makan sambil secara bersamaan melakukan bagian mereka untuk melindungi lingkungan,” jelas Renner.