Selasa 04 Feb 2025 10:39 WIB

Ilmuwan Ungkap Retakan Lapisan Es Greenland Semakin Cepat, Ini Dampaknya bagi Bumi

Celah-celah di tepi lapisan es melebar dengan signifikan.

Rep: Lintar Satria/ Red: Satria K Yudha
Puncak Greenland (ilustrasi). Ilmuwan mengungkapkan lapisan es Greenland retak lebih cepat dari sebelumnya.
Foto: republika
Puncak Greenland (ilustrasi). Ilmuwan mengungkapkan lapisan es Greenland retak lebih cepat dari sebelumnya.

ESGNOW.ID,  LONDON -- Para ilmuwan memperingatkan lapisan es terbesar kedua di dunia di Greenland, retak lebih cepat dari sebelumnya. Menggunakan peta tiga dimensi, para peneliti menemukan celah-celah di tepi lapisan es melebar dengan signifikan antara tahun 2016 sampai 2021.

Para ilmuwan mengatakan mencairnya lapisan es di Greenland mengakibatkan permukaan laut naik 14 milimeter sejak 1992. Bila seluruh lapisan es di Greenland mencair, maka permukaan laut dapat naik tujuh meter.

Baca Juga

Penelitian yang dipublikasikan di jurnal Nature Geoscience akan digunakan untuk meningkatkan model-model untuk memahami perilaku lapisan es Greenland di masa depan. Ketua penulis penelitian ini dari Departemen Geografi Durham University Tom Chudley mengatakan, seiring memanasnya suhu bumi, semakin lebar juga retakan di lapisan es Greenland.

Ia menjelaskan retak ini semakin lebar karena gletser semakin cepat terjadi sebagai respons memanasnya permukaan laut. Kemudian air yang meleleh mengisi celah-celah retakan es yang tidak hanya memperlebar tapi juga  memperdalamnya.  

"Tetapi sampai sekarang kami belum memiliki data yang menunjukkan di mana saja dan seberapa cepat hal ini terjadi di seluruh lapisan es di Greenland," kata Chudley seperti dikutip dari Independent, Selasa (4/2/2025).

Chudley mengatakan untuk pertama kalinya para peneliti melihat peningkatkan ukuran dan kedalaman retakan di tepi lapisan es Greenland dalam rentang waktu kurang dari lima tahun.

"Dengan data ini kami dapat melihat retakan tidak hanya meluas ke lapisan es, seperti yang kami observasi sebelumnya, perubahan lebih didominasi retakan yang sudah ada semakin besar dan dalam," katanya.

Penelitian ini dipublikasi setelah ada laporan gunung es terbesar di dunia akan menabrak pulau terpencil di Inggris, yang membahayakan penghuninya.

Raksasa yang mengapung itu membentang dari cakrawala hingga cakrawala dan mengarah ke Pulau Georgia Selatan, surga Antartika terpencil bagi jutaan penguin dan anjing laut. Gunung es yang dijuluki A23a ini menimbulkan ancaman potensial terhadap ekosistem pulau yang rapuh.

Para ilmuwan mengatakan mereka memantau A23 dengan cermat, mengantisipasi dua skenario. Pertama, gunung es itu bertabrakan dengan Pulau Georgia Selatan dan tersangkut. Atau kemungkinan kedua, arus laut mengalihkannya.

Jika lempengan es seberat triliunan ton, yang disebut megaberg, macet, maka akan menyulitkan orang tua penguin untuk memberi makan bayi-bayi mereka, dan beberapa bayi bahkan bisa kelaparan.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement