ESGNOW.ID, JAKARTA — UN Women bekerja sama dengan Srikandi BUMN, Danantara, Kementerian BUMN, dan Forum Human Capital Indonesia meluncurkan Women’s Empowerment Principles Corporate Action Lab (WEPsCAL) pertama di Indonesia. Dalam pernyataannya, Rabu (23/7/2024), UN Women menyatakan inisiatif ini menyatukan berbagai perusahaan yang berkomitmen membangun tempat kerja yang lebih inklusif gender melalui pengembangan kapasitas dan implementasi aksi hingga awal 2026.
“Di Danantara, kami mengenali bahwa tempat kerja yang inklusif dan responsif gender bukan hanya kewajiban moral, tetapi juga landasan strategis bagi transformasi kelembagaan yang berkelanjutan,” kata Senior Director HC Transformation & Talent Development Danantara Indonesia, Wiwik Wahyuni.
Wiwik menambahkan, partisipasi Danantara dalam WEPsCAL merefleksikan komitmen kuat untuk memajukan pemberdayaan perempuan di seluruh ekosistem BUMN serta mendukung visi Indonesia yang lebih luas dalam membangun pembangunan nasional yang tangguh dan setara.
WEPsCAL di Indonesia melanjutkan kerja sama antara UN Women dan Srikandi BUMN untuk mempercepat kesetaraan gender dan pemberdayaan perempuan di sektor bisnis. Kerja sama ini telah diresmikan pada Februari 2025. WEPsCAL merupakan bagian dari inisiatif UN Women Gender Action Lab: Innovation and Impact for Gender Equality in Asia-Pacific, platform inovasi regional yang didukung Department of Foreign Affairs and Trade (DFAT) Australia.
Platform berbasis kelompok (cohort) ini dirancang untuk mendukung perusahaan dalam menilai kemajuan dan memanfaatkan data, alat, dan dukungan terarah untuk berinovasi dan menerapkan strategi kesetaraan gender yang dapat ditindaklanjuti, selaras dengan area fokus Women’s Empowerment Principles (WEPs).
Walaupun riset menunjukkan bahwa peningkatan representasi perempuan dalam dunia kerja dapat menghasilkan keuntungan ekonomi signifikan, kesenjangan gender dalam angkatan kerja di Indonesia, dan di tingkat global masih menjadi tantangan.
Merujuk pada data Badan Pusat Statistik (BPS), tingkat partisipasi tenaga kerja perempuan stagnan di kisaran 50 persen dalam beberapa dekade terakhir.
Akses terbatas terhadap sumber daya, diskriminasi, serta norma sosial, termasuk pembagian kerja domestik, perawatan, dan pengasuhan tak berbayar yang tidak proporsional, terus menghambat perempuan untuk masuk dan berkembang di dunia kerja. The Australia-Indonesia Partnership for Economic Governance (AIPEG) pada 2018 melaporkan bahwa 1,7 juta perempuan usia 20–24 tahun berhenti bekerja karena menikah atau memiliki anak.
Inisiatif ini merespons tantangan struktural yang masih menghambat partisipasi perempuan dalam angkatan kerja, baik di Indonesia maupun kawasan Asia Pasifik. WEPs Corporate Action Lab pertama di Indonesia mengusung tema Accelerating Corporate Action for Family-Friendly Workplaces.
Sebanyak 12 perusahaan yang disebut sebagai WEPs Changemakers, dari berbagai industri dan ukuran organisasi, terlibat dalam inisiatif ini. Mereka akan menerapkan Prinsip-Prinsip Pemberdayaan Perempuan untuk mendorong terciptanya tempat kerja ramah keluarga yang mempromosikan kesetaraan gender dan memungkinkan perempuan untuk berkembang di dunia kerja.
Beberapa perusahaan yang berpartisipasi antara lain Perum Perumnas, Perusahaan Umum Lembaga Penyelenggara Pelayanan Navigasi Penerbangan Indonesia (AirNav Indonesia), PT Aviasi Pariwisata Indonesia (Persero), PT Bank Mandiri (Persero) Tbk, PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk, PT Bio Farma (Persero), PT Mineral Industri Indonesia (Persero), PT Pelabuhan Indonesia (Persero), PT Pertamina, PT PLN (Persero), PT Pupuk Indonesia (Persero), dan PT Wijaya Karya (Persero) Tbk.
“Indonesia dan Australia memiliki kesamaan dalam upaya mewujudkan kesetaraan ekonomi perempuan. Melalui kemitraan dengan UN Women, program ini diharapkan dapat berkontribusi dalam mencapai target Indonesia, yaitu 70 persen tingkat partisipasi angkatan kerja perempuan pada 2045,” kata Acting Counsellor, DFAT Australia, Sophie Mackinnon.
Para WEPs Changemakers akan mengembangkan strategi dan solusi percontohan sesuai kebutuhan serta visi masing-masing perusahaan untuk menciptakan tempat kerja yang semakin inklusif. WEPsCAL di Indonesia akan berlangsung hingga awal 2026.
Perusahaan yang berpartisipasi akan mendapatkan pengembangan kapasitas secara one-on-one, dukungan teknis, sesi pertukaran informasi, dan sesi berbagi pengetahuan secara regional bersama kelompok WEPsCAL lainnya serta para penandatangan WEPs. Model cohort ini mendorong pembelajaran bersama dan kolaborasi antarlembaga.
“Kebijakan tempat kerja ramah keluarga bukan hanya cara untuk meningkatkan pemberdayaan ekonomi perempuan, tetapi juga langkah maju untuk mentransformasi norma sosial. Ini mendorong perempuan dan laki-laki membagi peran secara setara dalam rumah tangga, pengasuhan, dan perawatan,” ujar Head of Programmes, UN Women Indonesia, Dwi Yuliawati.
“Melalui inisiatif ini, kami sangat antusias menyaksikan WEPs Changemakers memulai perjalanan mereka dalam menciptakan tempat kerja yang inklusif. Kami percaya angkatan pertama WEPsCAL ini akan menciptakan efek ganda yang penting, termasuk meningkatnya partisipasi perempuan dalam angkatan kerja,” katanya.