Sabtu 08 Mar 2025 19:23 WIB

OCBC Dorong Kesetaraan Perempuan di Dunia Kerja

ketimpangan gender masih terjadi dalam jabatan pekerjaan.

Rep: Dian Fath/ Red: Intan Pratiwi
Kemajuan Perempuan di Tempat Kerja Lambat, OCBC Gaungkan Kesetaraan Lewat #BaiknyaBarengBareng
Foto: OCBC
Kemajuan Perempuan di Tempat Kerja Lambat, OCBC Gaungkan Kesetaraan Lewat #BaiknyaBarengBareng

ESGNOW.ID, JAKARTA -- Kesetaraan gender di dunia kerja masih menghadapi tantangan besar. Laporan tahunan Women in the Workplace dari McKinsey & Company mencatat bahwa meskipun representasi perempuan di level C-suite meningkat dari 17 persen pada 2015 menjadi 29 persen pada 2024, laju progresnya masih lebih lambat dibandingkan dengan tahap awal karier.

Dalam setiap 100 laki-laki yang dipromosikan dari level entry ke manajer, hanya 81 perempuan yang mendapatkan kesempatan serupa. Partner and Leader of People & Organizational Performance Practice Southeast Asia McKinsey & Company, Philia Wibowo, mengungkapkan bahwa ketimpangan gender masih terjadi dalam jabatan pekerjaan.

"Pada level manajer, laki-laki menguasai 61 persen sementara perempuan hanya 39 persen. Kemudian di level Vice President, posisi ini mayoritas diduduki oleh laki-laki sebesar 66 persen, sedangkan perempuan hanya 34 persen. Perbedaan paling jauh terlihat di level C-suite dengan dominasi laki-laki mencapai 72 persen, sementara perempuan hanya 29 persen," jelas Philia dalam acara Media Talk OCBC #BaiknyaBarengBareng di Jakarta, Selasa (4/3/2025).

Philia menambahkan bahwa bias gender ini bukan hanya terjadi di Indonesia, tetapi juga di seluruh dunia.

"Data ini menjadi topik riset di McKinsey & Company. Bias gender tak hanya terjadi di Indonesia, tetapi juga secara global," ungkapnya.

Menurutnya, semakin banyak perempuan yang menduduki posisi direksi dalam suatu perusahaan, semakin baik pula dampaknya terhadap profit perusahaan.

"Dalam organisasi suatu perusahaan yang memiliki 7-8 direksi, jika ada tiga atau lebih perempuan yang memimpin jabatan direksi, maka terdapat korelasi positif terhadap peningkatan revenue dan profit perusahaan," ujarnya.

Ia juga menekankan bahwa keberagaman sangat penting bagi perusahaan serta menciptakan organisasi yang lebih sehat.

Sebagai respons terhadap tantangan ini, OCBC meluncurkan kampanye #BaiknyaBarengBareng untuk mendorong kesetaraan peluang di berbagai lingkungan, termasuk dunia kerja. Gerakan ini merupakan bagian dari aspirasi OCBC untuk menginspirasi bahwa kemajuan hanya dapat dicapai jika setiap individu mendapatkan kesempatan yang sama tanpa terpengaruh oleh bias apa pun, termasuk gender.

"Namun, fokus utama tetap pada kapabilitas masing-masing individu dan bagaimana mereka dapat berkolaborasi untuk meraih tujuan bersama. Dengan demikian, kesempatan dalam berbagai aspek kehidupan akan terbuka bagi semua, baik dalam lingkungan kerja maupun di masyarakat," ujar Brand and Communication OCBC, Aleta Hanafi.

Aktor sekaligus kreator konten Denny Sumargo, yang turut hadir dalam acara ini, juga membagikan pandangannya. Menurutnya, mitos bahwa tanggung jawab mengasuh anak hanya berada di pundak perempuan sudah tidak relevan di era saat ini.

"Dalam keluarga saya, saya percaya bahwa kolaborasi yang kuat antara saya dan istri adalah kunci keberhasilan kami. Kami saling melengkapi dalam berbagai aspek, mulai dari mengurus rumah tangga hingga mengembangkan bisnis bersama. Dengan kerja sama yang baik, kami dapat mencapai hasil yang lebih optimal, tidak hanya bagi keluarga kami, tetapi juga bagi diri sendiri. Bersama, kita bisa terus berkembang dan meraih impian bersama," ujarnya.

Kampanye #BaiknyaBarengBareng merupakan lanjutan dari gerakan advokasi OCBC sebelumnya, kali ini mengangkat tema "Mitos vs. Meritokrasi." Kampanye ini bertujuan untuk mengajak berbagai pihak berkolaborasi dalam menciptakan lingkungan kerja yang lebih adil dan inklusif.

Yuk gabung diskusi sepak bola di sini ...
Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement