Selasa 01 Jul 2025 14:17 WIB

UNESCO Lakukan Penilaian Ulang Geopark Rinjani, Ini Harapan Pengelola

Dua asesor dari Jepang dan Belgia tinjau lapangan hingga 2 Juli.

Red: Friska Yolandha
Siluet puncak Gunung Rinjani terlihat jelas saat matahari terbit dari Kota Mataram, NTB, Sabtu (14/8/2021). Gunung Rinjani yang terletak di bagian utara Pulau Lombok merupakan gunung berapi tertinggi kedua di Indonesia dengan ketinggian 3,726 mdpl dan menjadi salah satu tempat wisata pegunungan favorit di NTB.
Foto: Antara/Ahmad Subaidi
Siluet puncak Gunung Rinjani terlihat jelas saat matahari terbit dari Kota Mataram, NTB, Sabtu (14/8/2021). Gunung Rinjani yang terletak di bagian utara Pulau Lombok merupakan gunung berapi tertinggi kedua di Indonesia dengan ketinggian 3,726 mdpl dan menjadi salah satu tempat wisata pegunungan favorit di NTB.

ESGNOW.ID, MATARAM — Dua orang asesor dari Organisasi Pendidikan, Keilmuan, dan Kebudayaan Perserikatan Bangsa-Bangsa (UNESCO) turun ke Pulau Lombok untuk melakukan penilaian ulang terhadap status Geopark Gunung Rinjani di Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB). General Manager Geopark Rinjani, Qwadru Putro Wicaksono, mengatakan bahwa dua asesor tersebut adalah Marekazu Ohno dari Jepang dan Alain Petit dari Belgia.

Kunjungan mereka bertujuan memastikan kelayakan Geopark Rinjani untuk tetap menyandang status UNESCO Global Geopark. “Selain mengkaji seluruh dokumen yang dikirim Badan Pengelola Geopark Rinjani, kedua asesor juga turun langsung memantau kondisi lapangan mulai 28 Juni sampai 2 Juli 2025,” ujarnya di Mataram, Selasa (1/7/2025).

Baca Juga

Qwadru menjelaskan, kunjungan lapangan dilakukan untuk meninjau visibilitas, kondisi geosite, serta program-program yang dijalankan Geopark Rinjani sejak 2022. Ini merupakan revalidasi kedua, setelah sebelumnya dilakukan pada 2022.

Pada revalidasi pertama, asesor UNESCO memberikan sejumlah rekomendasi, seperti peningkatan infrastruktur pascagempa 2018 di kawasan Geopark Rinjani. Saat itu, asesor menilai banyak infrastruktur masih dalam tahap perbaikan.

Asesor juga meminta peningkatan visibilitas di beberapa geosite, termasuk di Aik Berik, Lombok Tengah, dengan menambahkan interpretasi hubungan antara kekayaan geologi, biologi, dan budaya.

Rekomendasi lain menyangkut pemberdayaan masyarakat, khususnya perempuan. Karena itu, asesor berdialog dengan kelompok mitra Geopark Rinjani. Qwadru menyebutkan bahwa Geopark Rinjani bersama BRI Research Institute membina UMKM perempuan di Desa Lantan (Lombok Tengah), Desa Loyok dan Sembalun (Lombok Timur), serta Senaru (Lombok Utara)—semuanya berada dalam kawasan Geopark.

Sejak 2022, Geopark Rinjani juga bekerja sama dengan DMO Sembalun melalui Beboka Nursery untuk membibitkan tanaman endemik di SMAN 1 Sembalun. Ada pula kolaborasi dengan Rinjani Women Guide Association di Senaru, termasuk pelatihan rutin bagi pemandu wisata perempuan.

“Ketika asesor mengunjungi kampung adat Senaru, teman-teman women guide mendampingi dan berdiskusi langsung dengan mereka,” ucap Qwadru.

Asesor juga merekomendasikan alternatif penataan kawasan Gili Trawangan, Meno, dan Air (Tramena), yang pernah menjadi lokasi kunjungan saat APGN 2019 dan revalidasi 2022. Pada revalidasi tahun ini, asesor kembali mengunjungi Gili Trawangan.

“Secara infrastruktur banyak kemajuan—dermaga yang dulunya rusak kini lebih baik, begitu juga jalan. Tapi tentu masih banyak pekerjaan rumah. Pak Gubernur sudah menyatakan komitmen untuk menata Gili Tramena lebih baik,” katanya.

Selain dua asesor UNESCO, revalidasi 2025 ini juga dihadiri perwakilan Komite Nasional Indonesia untuk UNESCO (KNIU) dan Kementerian Pariwisata (Kemenpar) yang turut memantau seluruh proses.

“Kami berharap dari penilaian ini, Gunung Rinjani tetap menjadi bagian dari jaringan geopark dunia,” ujar Qwadru.

sumber : ANTARA
Yuk gabung diskusi sepak bola di sini ...
Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement