ESGNOW.ID, JAKARTA -- Pilar-pilar lingkungan, sosial, dan tata kelola (LST/ESG) kian dikenal dan menjadi minat bisnis dalam ekosistem pelaku usaha besar beberapa tahun terakhir. Ternyata anak muda juga bisa turut andil dalam menjalankan prinsip ESG tersebut dari hal paling mudah sekalipun.
Secara makna, ESG adalah penilaian keberlanjutan yang menggunakan metrik Lingkungan, Sosial, dan Tata Kelola untuk mengevaluasi seberapa berkelanjutan dan tangguh sebuah perusahaan. Tujuannya untuk mereka dapat mempertanggungjawabkan klaim keberlanjutannya.
Gamma Thohir, seorang anak muda bangsa yang peduli terhadap perubahan iklim, pengembangan energi bersih dan pemberdayaan masyarakat menilai prinsip-prinsip ESG bisa diterapkan ke dalam kehidupan sehari-hari, terutama bagi anak muda. Langkah-langkah mudah di dalam menjalankan kesehariannya bisa masuk kepada prinsip tersebut.
"Bisa banget menurut saya implementasi ESG dipakai kepada kehidupan sehari-hari ke anak muda, semisal mulai dari yang paling kecil aja yang kita udah umum lah, sedotan plastik, tas belanja kertas, kan semua itu involve ke ESG. Jadi implementasi ESG ke hidup kita sehari-hari itu sangat possible," kata Gamma saat wawancara dengan Republika di Jakarta, belum lama ini.
Kendati demikian, meski menerapkan prinsip tersebut tidaklah langsung mudah dicapai. Oleh karenanya, menurut dia, perlu peningkatan akses bentuk partisipasi ke dalam ESG ke dalam kehidupan sehari-hari.
"Hanya cara dan aksesnya yang kita harus tingkatkan, kan semisal belum ada sedotan kertas di restoran, terus kita suruh nyari sendiri kan juga susah, jadi peningkatan akses bentuk partisipasi ke dalam ESG ke dalam hidup sehari-hari itu yang perlu kita tingkatkan,"tutur dia.
"Mungkin ketersediaan akses itu kalau sudah ditingkatkan akan mempermudah publik untuk partisipasi dalam menggunakan ESG di hidup sehari-hari," ujarnya menambahkan.
Sosok anak muda 23 tahun itu pun mengemukakan pandangangan praktis dan bermakna teruntuk anak muda di Indonesia demi Bumi yang lebih sehat. Menurut dia, tujuan utamanya harus dibulatkan dan diresapi bersama.
"Menurut saya simple aja, semua gerakan ESG ini atau penggunaan Energi Baru Terbarukan (EBT) itu kan semuanya tujuannya cuman satu, yaitu untuk menjaga bumi kita. Bumi cuma satu kalau bukan kita siapa lagi yang jaga, bukannya menakuti, ya, itu sangat kuat kok pesannya itu masih jadi satu sumber motivasi yang sangat cukup untuk push orang untuk berpartisipasi," ujar dia.