ESGNOW.ID, JENEWA -- Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), Rabu (4/10/2023), mendesak dunia untuk berhenti meremehkan air. PBB menggarisbawahi bahwa perlu upaya intensif menuju masa depan yang tangguh, ketahanan air yang berkelanjutan, dan ketahanan pangan.
Dalam pidato pembukaannya di 'Rome Water Dialogue' yang diselenggarakan selama dua hari, Direktur Jenderal Organisasi Pangan Dunia (FAO) Qu Dongyu menekankan bahwa manusia jangan meremehkan penggunaan air. Dialog tersebut berfokus pada pengelolaan sumber daya air terpadu untuk pertanian dan ketahanan pangan.
"Kita harus berhenti menganggap remeh air," katanya, mengutip Anadolu, Kamis (5/10/2023).
Mengingat pertanian menyumbang lebih dari 70 persen pengambilan air di Bumi, Qu mengatakan bahwa dengan meningkatkan efisiensi, mengurangi dampak negatif dan menggunakan kembali air limbah, pertanian memegang solusi terhadap krisis air global.
"Ini kunci untuk mencapai ketahanan air dan pangan global," kata Qu.
Dia juga menggarisbawahi perlunya pendekatan '4R' yang berdasarkan prinsip pengurangan (reduce), penggunaan kembali (reuse), daur ulang (recycle), dan penggantian (replace), untuk secara efektif mengatasi tantangan air yang parah. Sebagian besar tantangan sumber daya air disebabkan oleh bencana alam terkait air.
"Bencana yang berkaitan dengan air mengakibatkan kerugian ekonomi langsung sebesar lebih dari 200 miliar dolar (Rp 3.119,4 triliun) pada tahun 2021 saja," katanya.