Rabu 18 Jun 2025 18:24 WIB

Konferensi Kelautan PBB Hasilkan Sejumlah Janji Investasi

Sejumlah bank pembangunan menyampaikan komitmen investasi.

Rep: Lintar Satria/ Red: Satria K Yudha
Foto udara pengunjung berwisata di kawasan Pulau Rubiah, Desa Wisata Iboih, Kota Sabang, Aceh, Senin (7/4/2025).
Foto: ANTARA FOTO/Khalis Surry
Foto udara pengunjung berwisata di kawasan Pulau Rubiah, Desa Wisata Iboih, Kota Sabang, Aceh, Senin (7/4/2025).

ESGNOW.ID,  NICE — Konferensi Kelautan PBB (UNOC) di Nice, Prancis, pekan lalu menghasilkan sejumlah janji pendanaan untuk perlindungan laut, meski masih jauh dari kebutuhan dana global sebesar 175 miliar dolar AS per tahun.

Sejumlah bank pembangunan menyampaikan komitmen investasi. Bank Investasi Eropa dan Bank Pembangunan Asia berencana menggelontorkan 3,5 miliar dolar AS hingga akhir 2025 untuk mencegah limbah plastik masuk ke laut.

Sementara, Bank Pembangunan Amerika Latin dan Karibia menjanjikan 2,5 miliar dolar AS untuk perlindungan laut dan ekonomi maritim berkelanjutan selama 2025–2030.

Bank Pembangunan Prancis (AFD) bersama Bank Dunia juga memobilisasi 19 juta euro untuk Guinea, wilayah yang sejak dua tahun lalu menjadi perhatian AFD karena kerentanannya terhadap kenaikan muka laut dan penurunan tanah di Teluk Guinea.

AFD turut menambah 2 juta euro untuk memperpanjang proyek konservasi pesisir Mediterania di Afrika Utara hingga 2029, dan 1,8 juta euro dialokasikan untuk memperkuat kawasan perlindungan laut (MPA) di Mediterania dan Costa Rica.

Dari sektor swasta, Swen Capital Partners mengumumkan pengumpulan dana sebesar 160 juta euro dalam SWEN Blue Ocean 2. Dana ini ditargetkan mencapai 300 juta euro dan menjadi dana dampak laut terbesar di dunia, dengan fokus pada startup yang melindungi keanekaragaman hayati laut.

Indonesia turut memperkenalkan skema pendanaan inovatif Indonesia Coral Reef Bond. Menteri Kelautan dan Perikanan Sakti Wahyu Trenggono menyatakan obligasi ini menjadi langkah konkret menuju target 30 persen kawasan konservasi laut pada 2045, sekaligus menjembatani kesenjangan pendanaan konservasi laut yang mencapai 100–200 juta dolar AS per tahun.

Instrumen tersebut digunakan untuk mendukung peningkatan efektivitas pengelolaan kawasan konservasi berdasarkan standar global IUCN Green List, dengan indikator peningkatan biomassa ikan.

sumber : Reuters
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement