ESGNOW.ID, JAKARTA -- PT Lippo Karawaci Tbk (LPKR), platform real estate dan layanan kesehatan terbesar di Indonesia berdasarkan pendapatan, berkomitmen mengikutsertakan keberlanjutan ke dalam rencana pengembangan perusahaan. Salah satunya melalui pengembangan Ruang Terbuka Hijau (RTH) serta penanaman pohon.
Pada tahun 2022 misalnya, LKPR memulai Program Relokasi Pohon untuk memindahkan sementara pohon yang ada di area pengembangan ke fasilitas pembibitan tanaman, untuk terus dirawat sebelum menanamnya kembali setelah pekerjaan pembangunan selesai. Di tahap percontohan program ini, LPKR berhasil merelokasi sekitar 200 pohon, dan akan meneruskan relokasi pohon saat diperlukan.
Group CEO LPKR John Riady menyampaikan bahwa LPKR juga mendukung keanekaragaman hayati dengan mengintegrasikan konsep eco-living di kawasan perseroan.
"LPKR berusaha menciptakan keseimbangan yang harmonis antara ruang terbuka hijau dan pemandangan alam yang asri, sehingga memungkinkan penghuni dan masyarakat umum untuk menikmati lingkungan hidup yang indah dan sehat," kata John Riady dalam keterangan tertulisnya, Selasa (24/10/2023).
Di samping itu, salah satu bidang yang menjadi fokus utama LPKR adalah peremajaan ruang terbuka hijau. Upaya tersebut termasuk mengubah bidang tanah kosong menjadi taman umum serta pemeliharaan rutin dan penataan ruang. Upaya ini berfungsi untuk memperindah kawasan sekitar, membuat kota lebih sejuk, dan meningkatkan kualitas udara.
“LPKR selama bertahun-tahun telah menanam lebih dari 160 ribu pohon di tiga kawasan terbesar yang dikelolanya yaitu di Lippo Village, Lippo Cikarang, dan Tanjung Bunga. Selain untuk mempercantik lingkungan perkotaan, penanaman pohon juga membantu memerangi perubahan iklim karena pohon-pohon tersebut juga berperan sebagai penyerap karbon untuk mengimbangi emisi,” kata John.
Pada tahun 2022, LPKR juga membuka lebih dari 12.400 meter persegi ruang terbuka hijau baru dan mengembangkan 39 taman. Fasilitas pembibitan tanaman di Lippo Village sendiri merupakan rumah bagi sekitar 20 ribu tanaman dari 101 spesies tanaman yang berbeda yang digunakan dalam lanskap wilayah grup LPKR.