ESGNOW.ID, JAKARTA -- Lembaga keuangan diharapkan memiliki komitmen terhadap perlindungan kesejahteraan hewan dan mempromosikan alternatif pangan berbasis nabati.
Laporan NGO perlindungan hewan internasional Sinergia Animal berjudul Beyond Profits: Global Review of Financial Institutions in Animal Welfare and Food Systems menyatakan 53 persen bank di seluruh dunia tidak memiliki komitmen terhadap perlindungan kesejahteraan hewan atau dalam mempromosikan alternatif pangan berbasis nabati. Tingkat kepatuhan rata-rata di bidang-bidang tersebut hanya 10 persen.
Manajer Program Animal Welfare and Finance Sinergia Animal Merel van der Mark dalam keterangannya di Jakarta, Jumat (19/4/2024), mengungkapkan, bahwa saat ini dunia sedang menghadapi tantangan yang belum pernah terjadi sebelumnya. Seperti krisis iklim yang sedang berlangsung, risiko kesehatan masyarakat, dan meningkatnya kerawanan pangan yang memerlukan tindakan segera dari semua sektor.
Adapun, laporan tersebut memberikan analisis komprehensif terhadap 80 lembaga keuangan di 22 negara, termasuk Indonesia. Laporan tersebut menilai kinerja bank dalam bidang-bidang tersebut menggunakan 21 kriteria. Termasuk kebijakan yang melarang pendanaan praktik paling kejam terhadap hewan ternak atau aktivitas kejam lainnya seperti perdagangan satwa liar, pengujian non-medis dan medis serta penggunaan antibiotik yang tidak bertanggung jawab. Dukungan terhadap transisi ke alternatif berbasis nabati juga diukur.
Temuan utama tersebut menyoroti tren, yakni tingkat kepatuhan lembaga keuangan yang dievaluasi dalam menerapkan kebijakan untuk melakukan divestasi dari praktik kekejaman terhadap hewan dan mempromosikan alternatif pangan nabati masih berada pada angka 10 persen. Laporan ini juga memuat lebih dari 53 persen lembaga keuangan mendapat skor nol. Meskipun terdapat kemajuan, di mana 11 bank telah memperbaiki kebijakan mereka sejak 2023.