ESGNOW.ID, JAKARTA -- Bank Mandiri Singapura (BMSG) baru-baru ini menyelenggarakan acara bertajuk “BMSG on Preference“ mengusung tema “Elevating ESG Impact“. Scara perdana ini bertujuan meningkatkan kesadaran, serta peran Mandirian atau pegawai Mandiri untuk menerapkan aspek Environmental, Social, dan Governance (ESG) dalam operasional perseroan.
Tri Nugroho, General Manager & Country Head BMSG, menjelaskan kegiatan ini merupakan momentum untuk mengingatkan kembali visi Bank Mandiri dalam sektor ESG sebagai Sustainability Champion di Indonesia. “Visi keberlanjutan dan penerapan ESG Bank Mandiri diimplementasikan untuk kantor operasional yang ada di Indonesia, beserta kantor-kantor luar negeri, terutama di Singapura,” ujar Tri di sela acara beberapa waktu lalu.
Terdapat dua kegiatan dalam acara ini, yaitu ESG Talks dan perilisan pakaian daur ulang, ESG Outer BMSG. Diskusi ESG Talks menghadirkan CEO Pable Aryenda Atma sebagai narasumber untuk membahas dampak lingkungan dari gaya hidup yang mengabaikan aspek ESG, serta langkah-langkah untuk menanggulanginya.
Acara diskusi ini dilanjutkan dengan peluncuran 70 outer seragam resmi BMSG. Peluncuran seragam ini merupakan salah satu wujud komitmen Bank Mandiri Singapura dalam mengelola limbah, mendaur ulang pakaian bekas yang dikumpulkan Mandirian melalui kampanye #LoopingforLife-“A campaign for advancing circularity, one more circle to protect us, Human”.
Busana ramah lingkungan ini memanfaatkan bahan dari pakaian bekas seberat lebih dari 50 kilogram. Pembuatannya diperkirakan menghemat air sebanyak 675 ribu liter atau setara konsumsi air oleh 925 orang dewasa dalam setahun.
Sementara, emisi karbon yang terhindarkan melalui pembuatan pakaian ini sekitar 2.500 CO2eq atau setara dengan serapan karbon dari menanam 114 buah pohon. Selain itu, pembuatan outer ini juga ikut mempekerjakan 13 penjahit dan penenun, yang masuk ke dalam kategori underserved.
Penyelarasan prinsip ESG
BMSG telah menyelaraskan program-program ESG dengan kerangka dan pilar ESG Group Bank Mandiri Indonesia lainnya, di mana terdapat tiga pilar yaitu Sustainable Banking, Sustainable Operation, dan Sustainability Beyond Banking.
Di pilar Sustainable Banking, BMSG telah mengimplementasikan ESG framework terhadap existing dan new debitur. Per 31 Maret 2024 BMSG telah menyalurkan Sustainability-linked Loan, sebesar 90 juta dolar AS. Selain itu, BMSG juga berkolaborasi dengan Mandiri Group di Singapura dalam menjalankan aktivitas bisnis berkaitan dengan aspek ESG seperti Mandiri Securities Pte Ltd (MSPL) yang menjadi joint lead managers untuk penerbitan Green Bonds Bank Mandiri untuk diinvestasikan oleh nasabah BMSG, begitupun Mandiri Investment Management Singapore (MIMS) sebagai investment manager dari Indonesia Impact Fund-dana kelolaan social impact pertama di Indonesia berlandaskan pada nilai ESG.
Di pilar Sustainable Operation, BMSG menjalankan beberapa program berkaitan dengan operasional kantor yang berkelanjutan melalui program clean desk, saving energy and electricity untuk menghemat penggunaan lampu pada siang hari, serta go paperless untuk digitalisasi dokumen dan daur ulang kertas.
Sementara itu di pilar Sustainability Beyond Banking, salah satu contohnya BMSG memproduksi seragam daur ulang yang memberdayakan UMKM kecil dengan melibatkan penjahit dan penenun.
BMSG juga memastikan transparansi yang komprehensif pada ESG Disclosure, di mana BMSG telah mengimplementasikan Task Force on Climate-Related Financial Disclosures di laporan keberlanjutan tahun 2023.
Adapun komitmen Bank Mandiri dalam bidang ESG sudah mendapatkan banyak penghargaan salah satunya oleh IDX untuk kategori Best Company for Innovation in mobilizing ESG for Sustainable Future. Lebih lanjut, Eka Fitria, Direktur Treasury & International Banking Bank Mandiri, mengatakan bahwa penghargaan tersebut menjadi salah satu bukti konsistensi Bank Mandiri dalam menerapkan ESG. “Kiprah Bank Mandiri di Indonesia menjadi inspirasi bagi kantor luar negeri, termasuk BMSG, untuk terus melanjutkan kerja keras dalam menerapkan prinsip-prinsip berkelanjutan dalam konteks perbankan,“ ujar Eka.