Pengolahan makanan minim sampah
Tak hanya membuang sampah, gaya hidup hijau bahkan terinternalisasi hingga restoran. Makanan, yang menjadi salah satu kebutuhan pokok masyarakat ini ternyata juga menjadi preferensi sendiri bagi masyarakat Finlandia.
Saya sempat mengunjungi Noula. Noula merupakan salah satu restoran di Finlandia yang menyuguhkan konsep zero waste. Noula menerapkan seminim mungkin menghasilkan sampah. Coco, HeadChef dari Noula menjelaskan mereka terbiasa untuk mengambil sayur-sayuran dari produsen yang juga memiliki visi yang sama, yaitu menerapkan zero waste. Coco menjelaskan sebatang wortel akan semaksimal mungkin dimanfaatkan oleh Noula untuk menjadi hidangan. Seperti misalnya, kulit wortel tidak serta dibuang oleh Noula, kulit wortel biasa digunakan untuk ditambahkan dalam rebusan kaldu, ataupun sebagai bahan pewarna alami.
"Kami memaksimalkan seluruh komponen sayur-sayuran. Misalkan, coklat. Kami juga menggunakan cangkang coklat maupun kacang kacangan untuk kemudian menjadi pewarna makanan ataupun penambah rasa dari seluruh kaldu kami," kata Coco.
Sisa ampas dari proses pengolahan juga mereka kumpulkan untuk dibuat pupuk kompos. Bank kompos yang Noula miliki bahkan menggunakan sistem antibau dan berada di tengah ruang makan para pelanggan. Tak ada masalah dari hal tersebut, justru tak jarang menjadi alasan bagi para pelanggan untuk mengetahui secara langsung proses masak, hingga pengolahan sampah Noula.
"Hal tersebut menambah rasa tersendiri bagi para pelanggan. Maka pelanggan kami merasa tidak turut menambah jumlah sampah di dunia ini. Mengingat, komposisi sampah makanan merupakan yang terbesar di seluruh dunia saat ini," kata Coco.
Coco juga menjelaskan mereka terbiasa menawarkan makanan yang memang menjadi musim sayuran saat ini. Hal tersebut meminimalisir adanya bahan baku yang dipaksakan ada. Justru speciality menu dari Noula, seluruh pelanggan bisa menikmati sajian yang berbeda bergantung pada musim.
Senior Lead, Nature and The Economy SITRA, Jarrod Luxton, menjelaskan keikutsertaan masyarakat beralih ke gaya hidup hijau merupakan salah satu pendukung Finlandia mencapai target Net Zero Emission (NZE). Prinsip ekonomi sirkular tidak bisa terjadi tanpa keterlibatan langsung masyarakat.
"Tentu saja berbagai kebijakan yang dikeluarkan pemerintah tidak akan bisa berjalan tanpa adanya keterlibatan langsung masyarakat. Kelak, keterlibatan masyarakat juga mampu mendorong green economy yang saat ini sedang ramai digaungkan berbagai negara," kata Jarrod.
Indonesia juga punya aplikasi pengelolaan sampah
Budaya mengelola sampah bukan barang yang baru juga di Indonesia. Meski salah satu pekerjaan rumah di Indonesia, Gerakan pengelolaan sampah belum menjadi kebijakan yang massif dilakukan oleh seluruh masyarakat.
Indonesia punya Plasticpay. Plasticpay berfokus pada konsep Reverse Vending Machine (RVM), sebuah mesin penjualan otomatis yang memungkinkan masyarakat menukarkan sampah botol plastik dengan poin di aplikasi Plasticpay yang kemudian bisa ditukar menjadi rupiah.
Platform yang sudah berdiri sejak tahun 2020 berusaha hadir untuk bisa mengajak masyarakat mengurangi sampah, terutama sampah plastik. Sebab, Indonesia mampu menghasilkan 64 juta metrik ton sampah plastik per tahun.
Sejak tahun 2020 hingga tahun 2023, Plasticpay telah berhasil memilah dan mendaur ulang sekitar 77,2 ton sampah botol plastik, mengubahnya menjadi produk upcycle yang memiliki nilai tambah.
Plasticpay telah menggandeng banyak pihak untuk bisa menggunakan RVM untuk mereduksi sampah. Misalnya, melalui program Trash4Cash, Corporate Communication Plasticpay, Imam Pesuwaryantoro Plasticpay mengurangi sampah plastik yang ada di Indonesia. Imam berharap, program Trash4Cash bisa membuat sampah plastik terolah dengan baik dan tidak berakhir di TPA, daratan, dan bahkan lautan.
“Hadirnya program ini diharapkan bisa mengubah perilaku, mengubah masyarakat untuk bisa lebih bertanggung jawab terhadap sampah plastik yang dihasilkan, dengan memilah sampah berdasarkan jenisnya. Kalau botol plastik bisa ditukarkan di vending machine ini,” kata Imam.
Imam menjelaskan bahwa setiap sampah plastik yang ditukarkan akan mendapat Plasticpay Poin senilai Rp 56 yang bisa di-redeem ke berbagai e-wallet. Adapun sampah plastik yang sudah terkumpul kemudian akan didaur ulang, diubah menjadi butiran, Recycled Polyester Staple Fiber (Re-PSF), benang, serta kain.