ESGNOW.ID, BALI -- Presiden World Water Council (WWC) Loic Fauchon mengatakan, akses terhadap air bersih adalah hak setiap manusia, bahkan untuk warga Gaza yang berada dalam kondisi perang.
Hak atas air bersih dan sanitasi, telah diakui sebagai hak asasi manusia dalam sidang umum PBB pada 2010. Dan menurut Loic, hasil dari konvensi tersebut tidak pernah dihormati di wilayah konflik termasuk di Gaza. "Setiap orang tidak boleh merasakan kekurangan air, bahkan saat perang," kata Loic dalam konferensi pers di Media Center World Water Forum di Nusa Dua Bali, Selasa (21/5/2025).
Sebagai organisasi internasional yang didedikasikan untuk mengatasi isu-isu air, Loic mengatakan, WWC akan berupaya untuk mengambil inisiatif-inisiatif guna mengatasi masalah krisis air di wilayah konflik di Gaza. “World Water Council akan mengambil inisiatif secara terus-menerus mengenai permasalahan air, karena bidang kami adalah air,” kata Loic.
Loic mengatakan, selama bertahun-tahun pihaknya telah berupaya untuk mengoordinasikan dan memastikan terpenuhinya akses air bersih di Gaza. Namun setelah perang berskala besar antara Israel-Hamas kembali terjadi pada 7 Oktober 2023, upaya itu tidak dapat terlaksana.
"Kami telah mendiskusikannya selama bertahun-tahun dengan para menteri Palestina dan Israel. Tapi selama perang terbaru, kami tidak dapat beroperasi. Tapi saya yakin bahwa dialog akan tiba, karena orang di Israel dan Palestina menginginkan perdamaian," kata Loic.
Karenanya dia mendesak, Amerika Serikat dan organisasi yang memiliki kewenangan seperti PBB untuk mengambil inisiatif yang jelas dan konkrit dalam mengatasi masalah krisis air di Gaza. “Amerika Serikat (AS) dan PBB harus mengambil inisiatif yang jelas, jangan hanya melalui pidato, namun juga aksi,” tegas dia.
Konflik selama bertahun-tahun antara Hamas dan Israel telah memperburuk layanan air dan sanitasi di Gaza. Perang tahun 2014 saja menyebabkan kerusakan senilai 34 juta dolar AS pada sistem ini, adapun selama eskalasi Mei 2021, sebagai 290 objek infrastruktur air rusak, menyebabkan kerugian sebesar 10-15 juta dolar AS.