Jumat 12 Jul 2024 18:08 WIB

Perubahan Iklim Mengakibatkan Semua El Nino Menjadi Ekstrem

Menghangatnya suhu permukaan laut menimbulkan berbagai dampak pada iklim dan cuaca.

Rep: Lintar Satria/ Red: Friska Yolandha
Penelitian terbaru mengungkapkan El Nino ekstrem mungkin akan menjadi kenormalan yang baru.
Foto:

Dengan kondisi saat ini, model memprediksi bumi akan mengalami delapan atau sembilan El Nino ekstrem per satu abad. El Nino "Ekstrem" didefinisikan berdasarkan jumlah curah hujan di Pasifik tropis tengah selama musim dingin di Belahan Bumi Utara.  

Bila suhu rata-rata bumi naik 3,7 derajat Celsius maka El Nino ekstrem menjadi 26 kali per seratus tahun. Dengan osilasi empat tahunan yang hampir teratur.

Dalam kondisi ini, para peneliti menemukan, 90,4 persen El Nino akan menjadi ekstrem menurut standar saat ini. Model tersebut menunjukkan kondisi ekstrem ini disebabkan kondisi ekstra hangat di Pasifik timur di atas khatulistiwa.  

Bayr mengatakan temuan yang dipublikasikan di jurnal Geophysical Research Letters pada 4 Juli lalu hanya berdasarkan dari satu model. Sehingga perlu dikonfirmasi dengan menggunakan model-model yang lain.

Tapi penelitian ini membuka pernyataannya apakah El Nino "titik krisis" sistem iklim. Titik kritis iklim adalah kondisi yang berubah dengan cepat dalam kondisi iklim yang baru, tetapi tidak mudah kembali jika suhu mendingin lagi.

Dalam penelitian itu, Bayr dan rekan-rekannya menulis temuan mereka menunjukkan mungkin El Nino tidak akan pulih ke pola yang lebih "normal" selama lebih dari satu abad jika berubah menjadi versi yang sangat ekstrem.

"Ia memiliki perilaku yang sangat berbeda di iklim yang lebih dingin dan lebih hangat dan oleh karena itu kami mengatakan ada perilaku seperti titik kritis, akan lebih baik jika lembaga lain juga dapat melakukan eksperimen serupa dan menyelidiki apakah model lain menunjukkan perilaku yang sama," kata Bayr. 

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement