ESGNOW.ID, BOGOR -- Yayasan JHL Merah Putih Kasih (YMPK) menggandeng belasan resto, hotel, dan supermarket untuk mendukung program unggulan mencetak 1.000 sarjana pertanian dan peternakan. Program YMPK dibuat seiring dengan komitmen mewujudkan swasembada dan kemandirian pangan, yang kerap disampaikan Presiden terpilih Prabowo Subianto.
Nota Kesepahaman (MoU) ditandatangani YMPK bersama pimpinan dari supermarket Grand Lucky, Angke Jaya Resto, Seven Kingdoms Resto - Pluit, Babah Ramu Resto, Aroma Resto, JHL Solitaire Resto, Episode Hotel, Al Gusto Italian Dining & Bar, Mangan Allday Dining Restaurant, JSI Resort Megamendung, Herloom Hotel, Royal Eight, The Cobbs Bistro, My JHL, Namarasa, Roemah Koffie, dan klub sepak bola Dewa United – yang dapurnya rutin menyiapkan masakan untuk 300 orang.
MoU diteken di kebun sayur sekolah alam yang dikelola YMPK bersama para petani di Pakancilan, Megamendung, Kabupaten Bogor, Sabtu (21/9/2024).
Ketua Dewan Pembina YMPK Jerry Hermawan Lo mengatakan kerja sama dengan para tenant diperlukan, agar sayuran segar yang dihasilkan para petani bisa terserap. Dengan begitu, simbiosis mutualisme antara penyedia dan pembeli sayuran pascapanen dapat terjamin.
MoU ditandatangani terkait kerja sama jual beli sayuran segar produk petani Megamendung oleh para pengelola resto, supermarket, hotel, dan klub sepak bola tersebut.
Yang unik dari kerja sama ini, pihak YMPK menyerahkan ke para tenant untuk menentukan sendiri harga pembelian sayuran segar yang diproduksi para petani. ”Tentu, kita berharap, harga yang ditetapkan oleh para tenant segendang seirama dengan komitmen untuk mendukung sukses program mencetak 1.000 sarjana pertanian dan peternakan selama lima tahun,” kata Jerry.
Sebelumnya pada Juni 2024, YMPK telah lebih dulu menandatangani MoU dengan Markas Besar TNI Angkatan Darat. MoU ini terkait kesepakatan kedua pihak untuk berkolaborasi dalam membangun dan mengelola Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Pertanian yang berlokasi di Ciomas, Sukabumi, Jawa Barat.
”Bersama TNI AD, saat itu kami canangkan target mencetak 1.000 sarjana pertanian dan peternakan,” tutur Jerry. Target tersebut diawali dengan lebih dulu merekrut lulusan SMP untuk masuk ke SMK-nya. Siswa-siswi yang direkrut tidak hanya berasal dari Sukabumi dan sekitarnya. Tetapi dari seluruh penjuru tanah air.
Direncanakan mulai beroperasi pada 2025, tahun pertama SMK Pertanian akan mencetak 40 pelajar, dan akan terus meluluskan ratusan hingga ribuan siswa yang memiliki kecakapan dalam bertani. ”Tiap tahun kita ambil 40 siswa. Jadi, total 120 siswa untuk tiga tahun,” urai Jerry.
Untuk menjadi siswa SMK Pertanian, sama sekali tidak dikenakan biaya, apalagi pungutan. Semua gratis. SMK Pertanian bahkan tidak hanya dilengkapi dengan gedung sekolah, tetapi juga asrama siswa dengan pemandangan ladang jagung yang terhampar luas.
Jerry menambahkan, setelah lulus SMK, YMPK telah menyiapkan beasiswa S1 dan S2 pertanian dan peternakan bagi siswa/siswi yang berprestasi secara akademis. Ini akan dilakukan bekerja sama dengan IPB, UGM, dan perguruan tinggi lain yang bisa menerima murid-murid lulusan SMK Pertanian.
”Kami tekankan kepada semua penerima beasiswa, setelah menyelesaikan pendidikan harus memiliki komitmen kuat untuk mengabdikan diri pada sektor pertanian atau peternakan, di mana pun di seluruh Indonesia,” sambung Jerry.
YMPK membuka sekolah alam ini dengan skema pendidikan nonformal. Siswa akan diajari bercocok tanam dan beternak, ditambah beberapa keterampilan praktis. Pembina dan pembimbing para siswa antara lain berasal dari kalangan perguruan tinggi dan didampingi para petani andal.
Intinya, para siswa diberi bekal pembelajaran untuk menjadi petani sukses. ”Tidak hanya mendapatkan teori, tetapi juga praktik karya nyata di lapangan,” kata Jerry. Di sekolah, mereka belajar kurikulum wajib untuk mendapatkan ijazah Paket B dan Paket C, di samping keterampilan pertukangan, menjahit, dan lain-lain.
YMPK tidak berhenti berinovasi dalam mencari sumber dana untuk biaya sekolah, asrama, hingga (kelak) biaya kuliah anak-anak muda terbaik tersebut. Seluruh penjualan sayuran segar hasil pertanian di lahan seluas 6 hektare milik yayasan di Megamendung, misalnya, sepenuhnya digunakan untuk membiayai program pendidikan tadi.
Program penanaman sayur oleh petani ini sudah berjalan, dan hasilnya terbukti lumayan. ”Kami menanam sayuran yang sederhana dulu, seperti caisim, kailan, tomat, dan terong. Selain memasok ke restoran, hotel, dan supermarket seperti yang ditandatangani MoU-nya hari ini, banyak juga teman dermawan yang ikut menikmati panenan kebun kami,” ungkap Jerry.
Menurut Jerry, ada lima hal yang diperlukan agar Indonesia bisa semakin kuat dalam pengelolaan swasembada pangan. Pertama, sumber daya alam. Dalam hal ini, telah disebut, Indonesia memiliki sumber daya alam melimpah. Kedua, pembangunan infrastruktur yang terbilang luar biasa dalam 10 tahun terakhir.
”Dengan dukungan infrastruktur, pengangkutan hasil alam dari desa menuju kota sudah jauh lebih baik,” ucap Jerry. Ketiga, penegakan hukum yang juga sudah berjalan baik. Keempat, sumber daya manusia. Kita tahu, program mencetak 1.000 sarjana pertanian dan peternakan diarahkan untuk mengelola kekayaan alam tersebut.
Sedangkan yang kelima adalah peran serta investor. Jerry Hermawan Lo berpendapat, keterlibatan investor benar-benar sangat dibutuhkan untuk membantu mengelola lahan-lahan yang ada di berbagai daerah. Dengan begitu, masyarakat di daerah pun memiliki kesempatan untuk meningkatkan kesejahteraan dari pemanfaatan lahan di bidang pertanian dan perkebunan.
”Bersyukur, sudah banyak pengusaha yang menghubungi saya, tertarik untuk ikut serta dalam program mencetak 1.000 sarjana pertanian. Bahkan, beberapa dari mereka ingin lahannya dikelola untuk bisa mendukung program ini,” ujarnya.
Antusiasme para pengusaha inilah yang semakin memantapkan Jerry bahwa program mencetak 1.000 sarjana pertanian dan peternakan dapat diwujudkan. ”Ini semua demi Indonesia yang lebih kuat dalam swasembada pangan,” pungkasnya