ESGNOW.ID, JAKARTA — Siam Cement Group (SCG) meningkatkan penggunaan energi terbarukan dalam proses produksi. SCG menargetkan penggunaan bahan bakar alternatif hingga 50 persen di pabrik semen yang berada di Thailand.
"Kami mempercepat penggunaan bahan bakar alternatif, dengan target mencapai 50 persen di pabrik semen di Thailand," kata Presiden dan CEO SCG Thammasak Sethaudom dalam siaran pers, Rabu (6/11/2024)
Sethaudom mengatakan, dalam jangka panjang, SCG memanfaatkan peluang bisnis hijau dengan mempercepat investasi dalam proyek etana di Long Son Petrochemicals (LSP) guna mengurangi biaya bahan baku dan emisi karbon di industri petrokimia global. SCG juga mengembangkan inovasi hijau seperti Semen Rendah Karbon Generasi 2 dan polimer ramah lingkungan di bawah merek SCGC Green Polymer.
Di sektor semen dan bahan bangunan, kata dia, bisnis SCG terus berkembang didukung percepatan anggaran infrastruktur oleh pemerintah. SCG Cement and Green Solutions berinovasi dalam teknologi konstruksi, khususnya cetak 3D, melalui kerja sama dengan Samsung E&A dari Korea Selatan, untuk meningkatkan efisiensi dan mengurangi limbah konstruksi.
"Ekspansi Mitra10 di Indonesia juga terus berlanjut dengan pembukaan dua cabang baru di Jababeka dan Samarinda, dan rencana pembukaan empat cabang tambahan pada 2024 menuju target 100 cabang di tahun 2030," katanya.
SCG juga memperkuat posisi regionalnya di Indonesia sebagai pasar potensial dengan pertumbuhan konsumsi domestik dan investasi asing yang stabil. Baru-baru ini, SCGP (SCG Packaging) meningkatkan kepemilikan di PT Fajar Surya Wisesa Tbk (FajarPaper), salah satu produsen kertas kemasan di Indonesia menjadi 99,72 persen.
Di samping itu, SCG menawarkan solusi pembangunan hijau di Indonesia dengan menyediakan berbagai material bangunan ramah lingkungan bersertifikasi, termasuk Reinforced Concrete Jacking Pipe atau Beton Pracetak & Pratekan produksi PT SCG Pipe and Precast Indonesia yang baru-baru ini meraih predikat Gold dari Green Product Council Indonesia (GPCI).
Terkait kinerja, pendapatan SCG sepanjang periode Januari-September 2024 mencapai 10,655 miliar dolar AS (Rp 168,3 triliun), didorong oleh volume penjualan dari SCGC (SCG Chemicals) dan SCGP (SCG Packaging). EBITDA tercatat sebesar 1,1 miliar dolar AS (Rp 17,1 triliun). Sedangkan laba bersih tercatat sebesar 192 juta dolar AS (Rp 3 triliun).