ESGNOW.ID, JAKARTA — Persaingan untuk menguasai rantai pasok industri kendaraan listrik (EV) global semakin ketat, seiring meningkatnya permintaan atas bahan baku mineral strategis. Di tengah kompetisi ini, Indonesia berupaya memosisikan diri sebagai pemain utama, memanfaatkan kekayaan sumber daya alam dan kapasitas hilirisasi yang berkembang.
Wakil Direktur Utama MIND ID Dany Amrul Ichdan menyebut sektor EV sebagai ruang ekonomi baru yang potensial. “Banyak negara tengah berlomba-lomba untuk menembus pasar ini,” ujarnya dalam konferensi "Racing Towards Energy Security and Climate Action in a Changing World Order" di Jakarta, Jumat (20/6/2025).
Menurut Dany, Indonesia memiliki keunggulan fundamental berupa cadangan mineral yang besar serta infrastruktur hilirisasi yang mulai terbentuk.
MIND ID, sebagai holding industri pertambangan nasional, disebut terus memperkuat peran dalam rantai pasok global, termasuk dengan membuka ruang kolaborasi dengan berbagai pihak.
Beberapa proyek hilirisasi yang sedang dijalankan antara lain Smelter Grade Alumina Refinery (SGAR) di Mempawah, Kalimantan Barat, yang memproduksi 1 juta ton alumina per tahun sebagai bahan baku utama aluminium untuk rangka dan bodi EV.
Di sektor nikel, smelter tengah dikembangkan di Pomalaa, Morowali, Sorowako, dan Halmahera Timur untuk menghasilkan Nickel Pig Iron (NPI) dan Mixed Hydroxide Precipitate (MHP), komponen penting baterai EV.
Selain itu, smelter tembaga di Gresik telah dibangun dengan kapasitas 600.000 ton katoda tembaga per tahun, yang berperan dalam sistem kelistrikan kendaraan listrik.
Di Sumatra Selatan, proyek percontohan konversi batu bara menjadi grafit sintetis dan anode sheet juga sedang berjalan, menawarkan alternatif bagi kebutuhan grafit yang selama ini diimpor.
MIND ID juga mengembangkan riset melalui Indonesia Mining & Minerals Research Institute (IMMRI). “Kunci untuk memenangkan perlombaan ini adalah semangat untuk terus melakukan riset dan pengembangan,” kata Dany.
Meski sejumlah proyek strategis telah berjalan, MIND ID menilai inovasi dan pengembangan teknologi tetap menjadi tantangan utama dalam menjaga daya saing Indonesia di pasar global EV yang bergerak cepat.