Kamis 23 Jan 2025 12:50 WIB

PLN EPI Pasok 1,6 Juta Ton Biomassa untuk Co-Firing PLTU

Bahan baku yang digunakan sebagian besar bersumber dari limbah kayu.

Red: Satria K Yudha
Petugas PLN melakukan pengecekan terhadap biomassa yang akan digunakan sebagai substitusi bahan bakar batu bara atau co-firing di Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) Suralaya, Cilegon, Banten.
Foto: PLN
Petugas PLN melakukan pengecekan terhadap biomassa yang akan digunakan sebagai substitusi bahan bakar batu bara atau co-firing di Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) Suralaya, Cilegon, Banten.

ESGNOW.ID,  JAKARTA -- Subholding PT PLN Energi Primer Indonesia (PLN EPI) di tahun 2024 memasok sebanyak 1,6 juta ton biomassa untuk program co-firing (bahan bakar substitusi batu bara). Biomassa itu dipasok ke 46 pembangkit listrik tenaga uap (PLTU).

"Jumlah ini menunjukkan peningkatan signifikan dibandingkan tahun 2023 di 1 juta ton biomassa," kata Sekretaris Perusahaan PLN EPI, Mamit Setiawan dalam keterangan Corporate Exposure PLN EPI di Jakarta, Kamis (23/1/2025).

Mamit mengatakan, kebutuhan biomassa diproyeksikan meningkat dari 1,64 juta ton pada tahun 2024 menjadi dua kali lipat, yakni tiga juta ton pada tahun 2025 untuk 48 lokasi PLTU.

Bahan baku yang digunakan untuk co-firing sebagian besar bersumber dari limbah kayu, pertanian, dan perkebunan yang selama ini belum dimanfaatkan. Biomassa yang digunakan untuk co-firing bersumber dari sawdust atau serbuk gergaji, woodchip, bonggol jagung, sekam padi, pelet sekam padi, pelet tandan kosong kelapa sawit, dan cangkang sawit.

"Selain itu, PLN EPI juga melakukan pengembangan ekosistem biomassa berbasis pertanian terpadu bersama Kementerian Pertanian. Program tersebut nantinya akan berkontribusi pada keberlanjutan pasokan yang saat ini masih bertumpu sumber biomassa dari limbah," tambah Mamit.

Mamit menegaskan bahwa selama tahun 2024, PLN EPI mampu menjaga kepastian pasokan energi primer ke pembangkit. Dalam rantai pasok batu bara ke PLTU, PLN EPI mendapat dukungan penuh pemerintah, sehingga pasokan batu bara mencapai tingkat HOP di atas 20 hari operasi pembangkit (HOP) sepanjang tahun 2024. Selain itu, seluruh kebutuhan BBM dan gas untuk pembangkit listrik terpenuhi sepanjang tahun, sesuai dengan jadwal permintaan.

"Sepanjang tahun 2024, PLN EPI mampu menjaga rantai pasok energi primer ke seluruh pembangkit. Terjaminnya pasokan dan ketepatan pengiriman menjadi buah hasil transformasi digital yang dilakukan oleh PLN EPI. Upaya ini dilakukan untuk menjaga keandalan listrik untuk masyarakat," kata Mamit.

Memasuki tahun 2025, PLN EPI menghadapi berbagai tantangan baru dalam pengadaan energi, terutama akibat fluktuasi harga gas, BBM, dan batu bara. Namun, komitmen PLN EPI untuk mendukung kebutuhan listrik nasional tetap kokoh dengan dukungan dari Pemerintah.

Pada 2025, kebutuhan batu bara diperkirakan meningkat seiring dengan naiknya permintaan di sektor kelistrikan. PLN EPI akan terus berkoordinasi dengan Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) dalam hal ini Direktorat Jenderal Minerba untuk memastikan pasokan batu bara aman.

"Terkait dengan kebutuhan gas, PLN EPI terus melakukan komunikasi dan koordinasi dengan Kementerian ESDM, yaitu Direktorat Jendral Minyak dan Gas, SKK Migas untuk memastikan alokasi pasokan gas 2025," kata Mamit.

PLN EPI berkomitmen untuk terus menjaga ketersediaan energi primer demi mendukung program transisi energi dan kebutuhan listrik nasional. "Dengan memanfaatkan sumber daya secara optimal dan berkolaborasi erat dengan para pemangku kepentingan, PLN EPI optimistis mampu menjawab tantangan pengadaan energi pada 2025," ujar Mamit.

 

sumber : Antara
Yuk gabung diskusi sepak bola di sini ...
Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement