ESGNOW.ID, JAKARTA -- Fakultas Farmasi Universitas Indonesia bekerja sama dengan Turkish Cooperation and Coordination Agency (TIKA) mengubah lahan tumpukan sampah di Kelurahan Jati Padang, Pasar Minggu, Jakarta, menjadi lahan produktif yang hijau. Hal itu dilakukan melalui program kerja sama pengabdian masyarakat.
Inisiatif tersebut tidak hanya bertujuan meningkatkan ketahanan pangan, tetapi juga untuk memberdayakan komunitas lokal, khususnya mereka yang berpendapatan rendah. Sejak Agustus 2024, program ini diinisiasi Dosen Magister Herbal FFUI yang diketuai Roshamur Cahyan Forestrania.
Dengan pendekatan inovatif, program ini menerapkan metode Budikdamber (Budi daya Ikan dalam Ember) dan Akuaponik, yang memungkinkan budi daya ikan dan sayuran dalam ruang yang terbatas. Ikan seperti lele, sepat siam, dan ikan patin dibudidayakan dengan teknik yang ramah lingkungan, sementara sayuran segar seperti selada, kangkung, seledri, kemangi, dan sawi tumbuh subur.
Keunggulan dari metode Budikdamber dan Akuaponik adalah efisiensinya dalam penggunaan lahan serta kemampuannya untuk diterapkan di daerah yang rentan banjir. Dengan memanfaatkan ruang yang ada, proyek ini menunjukkan bahwa pertanian urban dapat menjadi solusi praktis dalam menghadapi tantangan ruang terbuka hijau di kota-kota besar seperti Jakarta.
"Melalui program ini, kami tidak hanya menciptakan solusi pertanian yang efisien, tetapi juga memberdayakan masyarakat untuk mengubah lingkungan mereka menjadi lebih hijau dan berkelanjutan. Kami berharap kebun produktif ini dapat menjadi contoh nyata bagaimana kolaborasi antaralembaga internasional dan lokal dapat membawa perubahan yang positif bagi kehidupan masyarakat, khususnya bagi mereka yang berpendapatan rendah," ujar Roshamur Cahyan.
Banyak dari warga yang terlibat dalam proyek ini adalah pemulung yang berpendapatan rendah dan bergantung pada pengumpulan sampah untuk memenuhi kebutuhan hidup mereka. Hingga saat ini, sebanyak 88 kepala keluarga telah merasakan dampak positif dari program ini, khususnya termasuk 30 kepala keluarga di antaranya tinggal di dekat kebun ini. Dengan adanya kebun produktif, mereka kini memiliki akses ke makanan segar dan bergizi.
“Program ini sangat membantu dan bermanfaat bagi kami. Sayur mayurnya dapat kami gunakan sebagai lalap dan sayur. Begitu juga dengan ikan yang dibudidayakan. Harapan kami program ini bisa terus berjalan seterusnya.”, kata Malik, salah satu warga Jati Padang.
Program ini juga berfungsi sebagai sarana edukasi bagi anak-anak di sekitar. Mereka belajar tentang pentingnya mencintai alam dan menjaga lingkungan. Melalui kegiatan pertanian, anak-anak diajarkan tentang keberlanjutan dan cara-cara praktis untuk merawat lingkungan mereka. Dengan adanya kebun hijau ini, diharapkan generasi mendatang dapat tumbuh dengan kesadaran yang lebih tinggi tentang pentingnya menjaga bumi.