Rabu 12 Mar 2025 19:26 WIB

Berau Lawan Ekspansi Sawit dengan Kakao Fermentasi

Berau menjadi percontohan pengelolaan perhutanan sosial.

Rep: Lintar Satria/ Red: Satria K Yudha
Kakao (ilustrasi). Kabupaten Berau mengencarkan budi daya kakao untuk menahan ekspansi sawit.
Foto: ANTARA/Nyoman Hendra Wibowo
Kakao (ilustrasi). Kabupaten Berau mengencarkan budi daya kakao untuk menahan ekspansi sawit.

ESGNOW.ID,  JAKARTA -- Kabupaten Berau berupaya menahan ekspansi sawit dengan mempertahankan budi daya kakao fermentasi. Berau merupakan kabupaten yang 75 persen dari 2,2 juta hektare luas wilayah daratannya masih berupa hutan alam.

Bupati Berau Sri Juniarsih mengatakan, Berau menghasilkan berbagai komoditas seperti lada, kelapa, karet, kopi, dan kakao. Tapi, sawit mencakup 135.000 hektare lahan di kabupaten itu. Pembukaan lahan kebun sawit mengakibatkan deforestasi.

Pemerintah daerah dan masyarakat Kabupaten Berau, Kalimantan Timur terus berupaya menekan laju deforestasi hutan alam di wilayahnya.  Salah satu upaya yang dilakukan yaitu melalui perhutanan sosial, yang memungkinkan masyarakat mengelola hutan dengan cara-cara berkelanjutan dan meningkatkan kesejahteraan mereka. 

Sri Juniarsih menjelaskan di masa lalu model pembangunan yang dijalankan lebih bertumpu pada perubahan tutupan hutan alam untuk penggunaan lainnya yang lebih ekonomis, seperti perkebunan kelapa sawit, hutan tanaman industri dan sebagainya. 

“Tapi saat ini kami menjadi percontohan dalam pengelolaan perhutanan sosial di Kalimantan Timur. Kami telah berhasil menyusun dokumen Pembangunan Kawasan Terintegrasi (Integrated Area Development/IAD), yang pertama di Kalimantan Timur, guna mengoptimalkan pemanfaatan 98 ribu hektare perhutanan sosial di Berau,” ujar Sri Juniarsi dalam acara bincang Thought Leaders Forum yang diselenggarakan Yayasan Konservasi Alam Nusantara (YKAN), Rabu (12/3/2025).

Pembangunan kawasan terintegrasi merupakan konsep pembangunan dengan memastikan kekayaan alam di kawasan hutan tersebut tidak hanya dijaga tapi juga memberikan manfaat berkelanjutan yang dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat setempat. Menurut Sri, salah satu pemanfaatan lahan di wilayah kampung yaitu dengan budidaya komoditas kakao.

"Walaupun sebenarnya saya kadang-kadang sedikit malu mengatakan bahwa hutan Berau paling luas di Kalimantan Timur karena saat ini kami juga memiliki tantangan yang tidak mudah, yang bukan merupakan kewenangan dari kami. Karena tantangan itu cukup merugikan Berau, merugikan kita semuanya. Karena sumber daya alam yang digarap dengan cara yang tidak seharusnya," kata Sri.

Sri menambahkan sudah menjadi tugas semua pihak untuk melestarikan hutan. Ia mengatakan akan terus menjaga hutan Berau meski keterbatasan sarana dan prasarana.

“Dengan pendampingan yang baik, yang salah satunya dilakukan bersama YKAN, kakao dari perkebunan rakyat ini bahkan bisa menembus pasar nasional,” kata Sri.

Kepala Dinas Perkebunan Kabupaten Berau, Lita Handini menambahkan, beberapa strategi yang dijalankan Pemkab dalam mendorong pengembangan kakao yaitu mulai dari menggandeng multi pihak, pemetaan dan pengembangan kawasan kakao, peningkatan produksi sampai dengan peningkatan kualitas biji kakao.

“Kita juga memberikan fasilitas permodalan dan pemasaran melalui sistem kemitraan, hilirisasi produk kakao, promosi dan yang terpenting yaitu memberikan pendampingan yang lebih intensif terhadap petani,” kata Lita.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement