ESGNOW.ID, JAKARTA -- Seiring perkembangan digital, ponsel beralih menjadi bagian mendasar dari kehidupan manusia. Hingga saat ini, ada lebih dari 7 miliar pengguna ponsel di seluruh dunia, hampir 5 miliar di antaranya menggunakan ponsel pintar.
Namun, karena perangkat elektronik terus berkembang, model ponsel pun lebih cepat usang dan berakhir menjadi limbah. Dalam sebuah survei yang dilakukan oleh perusahaan perangkat lunak dari Swiss, Nevis Security, terungkap bahwa 62 persen responden mengganti ponsel pintar mereka setiap tiga sampai empat tahun. Sebagian besar orang mengganti ponsel mereka bahkan lebih sering dari ini, dengan hampir 20 persen responden mengganti ponsel mereka setiap tahun.
Pergantian yang cepat ini tidak hanya melibatkan pembelian perangkat baru. Sering kali juga berarti membeli satu set kabel dan charger baru yang kompatibel dengan model ponsel terbaru.
Untungnya, beberapa otoritas seperti Komisi Eropa telah mengesahkan aturan bahwa pada 2024, semua ponsel dan perangkat elektronik yang dijual di Uni Eropa harus memiliki port pengisian daya USB-C universal. Alhasil, 30 model pengisi daya yang berbeda telah dikurangi menjadi hanya tiga.
Terlepas dari aturan ini, sebagian besar orang di berbagai negara telah mengumpulkan simpanan perangkat lama, charger dan kabel yang tersimpan di gudang, laci dan lemari. Banyak dari pengisi daya ini yang akhirnya dibuang, dan menyumbang lebih dari 51 ribu ton limbah peralatan elektronik dan listrik setiap tahunnya.
Jadi, apa yang harus dilakukan terhadap semua peralatan elektronik usang yang menumpuk di rumah? Seperti dilansir Conversation, Kamis (12/10/2023), perangkat elektronik tersebut jangan dibuang ke tempat sampah biasa.
Banyak orang tidak menyadari bahwa membuang pengisi daya dan kabel telepon lama di tempat sampah standar memiliki konsekuensi negatif terhadap lingkungan. Pengisi daya dan kabel terdiri dari berbagai macam plastik, logam, dan bahan lain yang tidak terurai secara alami.
Polivinil klorida, umumnya dikenal sebagai PVC, adalah plastik yang sering digunakan pada pengisi daya dan kabel. Plastik ini sangat sulit terurai secara alami, biasanya membutuhkan waktu 30 tahun atau lebih untuk terurai. PVC juga terfragmentasi menjadi partikel mikroplastik yang berbahaya.
Penanganan limbah elektronik yang aman itu penting, namun masalah limbah elektronik sering diabaikan. Faktanya, banyak limbah elektronik yang dihasilkan tidak terdokumentasi.
Negara-negara maju, termasuk Amerika Serikat, beberapa negara Eropa dan beberapa negara di Asia, sering kali mengekspor limbah elektronik mereka ke negara-negara yang lebih miskin. Di tempat-tempat yang tidak memiliki fasilitas yang sesuai dan undang-undang limbah elektronik nasional, limbah elektronik sering kali diperlakukan sebagai limbah umum dan berakhir di tempat pembuangan akhir atau didaur ulang bersama dengan limbah logam atau plastik lainnya.
Namun demikian, limbah elektronik apa pun yang mencakup baterai atau kabel dapat dikelola dengan cara yang bertanggung jawab terhadap lingkungan. Semua kabel mengandung tembaga, bahan yang berharga, sehingga cocok untuk didaur ulang. Banyak plastik kabel standar yang dapat didaur ulang juga, meskipun beberapa mungkin menimbulkan tantangan karena adanya bahan tambahan.
Ada beberapa metode yang direkomendasikan untuk mengelola limbah pengisi daya dan kabel lama secara bertanggung jawab. Misalnya peritel seperti Apple telah menyediakan sistem tukar tambah nasional di Inggris, dimana pengguna dapat menukarkan perangkat atau kabel mereka dengan imbalan kredit untuk pembelian perangkat baru atau, jika tidak memenuhi syarat untuk skema ini, akan mendaur ulangnya tanpa biaya.
Sebagian besar pusat daur ulang juga menerima kabel dan perangkat yang umum, termasuk kabel ponsel, kabel listrik dan peralatan rumah tangga, kabel Ethernet, kabel listrik, dan pengisi daya. Menyerahkan kabel ponsel lama ke pusat daur ulang akan memastikan kabel tersebut didaur ulang dengan benar.
Sementara itu, jika pengisi daya masih dalam kondisi baik, Anda bisa menjualnya melalui situs jual-beli online. Selain menjualnya, Anda juga menyumbangkan kepada mereka yang membutuhkan.