ESGNOW.ID, JAKARTA -- Google telah meluncurkan sebuah proyek pengoptimalan lalu lintas yang didukung oleh kecerdasan buatan (AI), dengan tujuan untuk mengurangi emisi mobil di kota-kota di seluruh dunia. Inisiatif 'Green Light', yang merupakan bagian dari Google Research, memanfaatkan AI dan data mengemudi Google Maps untuk menganalisis pola dan merekomendasikan perbaikan pada sistem lampu lalu lintas yang sudah ada.
Google mengklaim bahwa fitur ini memiliki potensi untuk mendorong pengurangan 30 persen jumlah kendaraan yang berhenti di persimpangan dan pengurangan emisi sebesar 10 persen.
"Bagi banyak insinyur lalu lintas kota, sulit dan mahal untuk mendapatkan akses ke data yang dapat diandalkan untuk optimasi lampu lalu lintas, yang berarti bahwa banyak lampu lalu lintas bergantung pada konfigurasi yang sudah ketinggalan zaman," kata Wakil Presiden Teknik dan Riset Google, Yossi Matias, seperti dilansir ESG Today, Ahad (15/10/2023).
"Para mitra memberitahu kami bahwa sebelum adanya Green Light, mereka akan mencoba mengoptimalkan lampu lalu lintas dengan menggunakan sensor yang mahal atau penghitungan kendaraan secara manual yang memakan waktu. Solusi-solusi ini tidak memberikan informasi lengkap mengenai parameter-parameter utama yang mereka butuhkan,” tambah dia.
Green Light saat ini telah berjalan di 12 kota di seluruh dunia yaitu Abu Dhabi, Bali, Bangalore, Budapest, Haifa, Hamburg, Hyderabad, Jakarta, Kolkata, Manchester, Rio de Janeiro, dan Seattle.
Dengan menggunakan data dari Google Maps, perusahaan ini membangun model berbasis AI untuk setiap persimpangan, termasuk struktur, pola lalu lintas (seperti pola mulai dan berhenti), penjadwalan lampu, serta bagaimana lalu lintas dan jadwal lampu berinteraksi. Lalu menambahkan model interaksi antara lampu lalu lintas.
Berdasarkan hal tersebut, optimasi berbasis AI dikembangkan dan rekomendasi diberikan kepada kota. Google memperkirakan bahwa sekitar setengah dari emisi di persimpangan jalan berasal dari penghentian dan permulaan lalu lintas, dan dengan memanfaatkan fitur Green Light, para ahli di kota masing-masing dapat mengimplementasikan rencana penghematan emisi hanya dalam waktu lima menit, dengan menggunakan infrastruktur yang ada.
Google juga mengatakan bahwa mereka berencana untuk meluncurkan rute hemat bahan bakar di Google Maps untuk India dan Indonesia tahun ini. Selain itu, di dua negara baru ini, perusahaan juga menyertakan rute hemat bahan bakar untuk kendaraan roda dua untuk membantu lebih banyak pengemudi melakukan perjalanan yang lebih ramah lingkungan.
Rute hemat bahan bakar memanfaatkan teknologi AI untuk menyarankan rute yang memiliki lebih sedikit tanjakan, lebih sedikit lamplu lalu lintas, dan kecepatan konstan dengan ETA yang sama atau serupa. Sejak diluncurkan pada Oktober 2021, fitur ini diperkirakan telah membantu mencegah lebih dari 2,4 juta metrik ton emisi karbon, setara dengan menghilangkan sekitar 500 ribu mobil berbasis bahan bakar dari jalan raya selama setahun.