Kamis 08 Feb 2024 03:10 WIB

KLHK: Babel Berhasil Rehabilitasi Hamparan Mangrove 70 Hektare

Ini adalah lokasi rehabilitasi yang sukses sebab mangrove sudah berumur empat tahun.

Red: Fuji Pratiwi
Warga beraktivitas di pesisir pantai di kawasan konservasi mangrove (ilustrasi).
Foto: Antara/Mohamad Hamzah
Warga beraktivitas di pesisir pantai di kawasan konservasi mangrove (ilustrasi).

ESGNOW.ID, RINDING PANJANG -- Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan menyatakan Provinsi Kepulauan Bangka Belitung berhasil merehabilitasi hamparan mangrove seluas 70 hektare di Pantai Batu Tunggal, Riding Panjang, Kabupaten Bangka.

"Ini salah satu lokasi mangrove di Indonesia yang berhasil karena mangrove yang ditanam dan direhabilitasi ini sudah berumur empat tahun, lokasi ini bisa menjadi contoh bagi daerah lain," kata Direktur Jenderal Penegakan dan Hukum KLHK RI, Rasio Ridho Sani di Rinding Panjang, Kabupaten Bangka, Rabu (7/2/2024).

Baca Juga

Ia mengatakan mangrove memiliki banyak fungsi, salah satunya sebagai penyaring air yang mengalir dari daratan sehingga mampu menjaga kualitas air laut. Keberadaan mangrove sebagai salah satu ekosistem yang dapat menyerap karbon efektif dari ekosistem lainnya akan menjaga laut dari pencemaran, lahan basah ini memiliki mekanisme sendiri mengatasi pencemaran dari daratan.

Selain itu juga menjadi ekosistem penting untuk menjaga wilayah pantai agar tidak abrasi, jika mangrove rusak maka potensi perekonomian masyarakat juga akan terganggu. "Kita perlu terus menjaga kawasan ini dan merehabilitasi kawasan lain yang sudah rusak karena mangrove merupakan habitat yang sangat dibutuhkan satwa dan menjadi rumah untuk kepiting, udang dan ikan-ikan serta dapat menyerap karbon," ujarnya.

Penjabat Gubernur Babel, Safrizal ZA mengatakan Desa Riding Panjang sukses menghijaukan kembali pohon mangrove seluas 70 hektare dalam satu hamparan. "Hari ini kita tanam untuk menambah kerapatan semua pohon mangrove, makin rapat makin bagus sebagai fungsi lahan mangrove ini," katanya.

Menurutnya di Babel memiliki 167 ribu hektare lahan kritis, meski setiap tahun semakin berkurang, namun ada juga penambahan luas yang rusak karena pembukaan lahan baru untuk aktivitas tambang atau kegiatan tambak udang. "Untuk menutup lahan kritis ini kita akan cari metode lain agar penutup lahan ini agak masif, dengan mengajak perusahaan penambangan, seperti PT Timah bersama masyarakat," katanya.

Dengan pola kerja bersama diharapkan kawasan pesisir pantai yang rusak akibat ulah manusia bisa dikembalikan ke habitat awal.

"Mari kita tanam pohon buah dan mangrove agar Babel tetap hijau lestari karena ini tanah kita, jadi kita lah yang merawatnya dan kami siap menjaga Babel agar tetap lestari," katanya.

 

sumber : ANTARA
Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement