Rabu 03 Apr 2024 13:55 WIB

Nezar Tekankan Pentingnya Teknologi Hijau Atasi Tantangan Lingkungan

Masyarakat optimistis digitalisasi berperan penting dalam dekarbonisasi.

Red: Fuji Pratiwi
Wakil Menteri Komunikasi dan Informatika Nezar Patria mengajak santri menggunakan internet sehat dengan menyaring informasi secara benar.
Foto: Kominfo
Wakil Menteri Komunikasi dan Informatika Nezar Patria mengajak santri menggunakan internet sehat dengan menyaring informasi secara benar.

ESGNOW.ID, JAKARTA -- Wakil Menteri Komunikasi dan Informatika Nezar Patria menekankan pentingnya teknologi hijau dalam mendorong keberlanjutan dan mengatasi tantangan lingkungan.

Kata Nezar, berbagai teknologi sedang dikembangkan untuk mengatasi berbagai tantangan sosial, termasuk dalam upaya kita untuk melawan krisis iklim. "Teknologi hijau, telah muncul sebagai upaya untuk meredam dampak aktivitas manusia terhadap lingkungan dengan melestarikan dan melindungi sumber daya alam menggunakan teknologi," ujar Nezar di Jakarta, kemarin.

Baca Juga

Nezar mengatakan, pertumbuhan dan perkembangan teknologi tersebut dapat dilihat dari dua perspektif. Pertama, digitalisasi untuk keberlanjutan, yang mempromosikan penggunaan teknologi digital untuk mengatasi tantangan lingkungan.

Kedua, digitalisasi berkelanjutan, yang fokus pada menciptakan dan menggunakan teknologi digital sesuai dengan prinsip-prinsip keberlanjutan.

Dia menyebut bahwa pasar teknologi hijau dan keberlanjutan global diproyeksikan mencapai 62 miliar dolar AS (Rp 988 triliun) pada 2030 dan total investasi transisi energi global sebesar 1,78 triliun dolar AS (Rp 28 kuadriliun) pada 2023.

Masyarakat, kata dia, juga optimistis bahwa digitalisasi akan memainkan peran penting dalam upaya dekarbonisasi global dengan mengurangi emisi CO2 sebesar 35 persen dalam dekade mendatang.

Bagi negara-negara berkembang seperti Indonesia, teknologi hijau dinilainya membuka jalan untuk menerapkan prinsip-prinsip keberlanjutan. Sebab, teknologi ini menawarkan berbagai peluang untuk sejumlah hal.

Pertama, dekarbonisasi melalui pengurangan emisi CO2 sebesar 20 persen menggunakan teknologi informasi dan komunikasi (TIK) di berbagai sektor. Kedua dematerialisasi melalui teknologi digital dan desain, mengurangi penggunaan material dalam produk hingga 90 persen.

"Ketiga adalah detoksifikasi melalui desain yang lebih baik dan pengelolaan sumber daya, menyebabkan sampah dalam rantai produksi berkurang 10 kali hingga 100 kali lipat," ujar dia.

 

sumber : ANTARA
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement