ESGNOW.ID, NEW YORK -- Penelitian perusahaan rintisan teknologi otonom, Orca Al, mengungkapkan penggunaan teknologi kecerdasan buatan (AI) pada navigasi laut industri pelayaran komersial global dapat memangkas emisi hingga 47 juta ton per tahun. Laporan itu menyebutkan penggunaan AI dapat mengurangi kebutuhan manuver dan penyimpangan rute untuk menghindari tabrakan dengan benda laut lain seperti kapal, pelampung atau mamalia laut dengan memberi peringatan pada awak kapal secara tepat waktu.
"Dalam jangka pendek, teknologi ini dapat mengurangi jumlah awak kapal di anjungan, sementara mereka yang berada di anjungan akan memiliki beban kerja yang lebih sedikit dan lebih banyak perhatian untuk menangani tugas-tugas navigasi yang kompleks, mengoptimalkan pelayaran, serta mengurangi bahan bakar dan emisi," kata CEO Orca AI, Yarden Gross Selasa (18/6/2024).
"Dalam jangka panjang, akan membuka pintu pada pelayaran yang sepenuhnya otonom," tambahnya.
Pelayaran yang bertanggung jawab atas pergerakan sekitar 90 persen perdagangan global, berkontribusi hampir tiga persen terhadap emisi karbon dioksida dunia. Angka ini diperkirakan meningkat pada tahun-tahun mendatang kecuali jika ada langkah-langkah pengendalian polusi yang lebih ketat.
Organisasi Maritim Internasional menargetkan untuk mengurangi emisi sebesar 20 persen pada tahun 2030. Target tersebut sedang terancam oleh krisis Laut Merah yang tengah berlangsung.
Organisasi untuk Kerja Sama Ekonomi dan Pembangunan (OECD) mengatakan emisi karbon dioksida yang dihasilkan pelayaran dunia pada tahun 2022 diperkirakan mencapai 858 juta ton. Naik sedikit dari tahun sebelumnya.
Dalam penelitiannya, Orca AI memperkirakan terjadi 2.976 kecelakaan maritim setiap tahunnya. Menurut laporan Orca AI, dengan mengurangi penyimpangan rute maka dapat membantu kapal-kapal mengurangi 38,2 juta mil laut perjalanan mereka per tahun dan menghemat rata-rata 100 ribu dolar AS untuk biaya bahan bakar per kapal.
Orca AI menambahkan teknologi kecerdasan artifisial juga dapat menurunkan kemungkinan terjadinya tabrakan di laut terbuka hingga 33 persen.