ESGNOW.ID, JAKARTA -- Negara-negara di dunia yang dianggap sudah maju pengelolaan sampahnya ternyata juga punya sejarah ketidakteraturan manajemen sampah di masa sebelumnya. Belajar dari itu, persoalan sampah di berbagai kota di Indonesia memang membutuhkan pembangunan infrastruktur sampah dan teknologi maju yang dibarengi kedisiplinan dalam kebijakan dan pembangunan kesadaran warga, yang dibangun secara berkelanjutan sejak dini. Inilah poin penting yang mengemuka dalam webinar online yang diselenggarakan oleh Ikatan Cendekiawan Muslim se- Indonesia orwil Jepang bertajuk " Pengelolaan Sampah di Berbagai Negara: Masukan Untuk Indonesia” pada Sabtu, 6 Juli 2024 malam waktu Jakarta.
Webinar dilaksanakan ICMI orwil Jepang bekerja sama dengan ICMI orwil Jerman, USA, dan UK, juga Persatuan Pelajar Indonesia (PPI) Jepang. Acara dibuka Ketua ICMI orwil Jepang Dr. Eng. Muhammad Zulkifli Mochtar, dihadiri secara online sekitar 270 orang peserta dari berbagai institusi, kota dan berbagai negara. Menurut Dr. Eng. Muhammad Zulkifli Mochtar, salah satu program kerja ICMI Jepang adalah intens memberikan pemikiran dan gagasan pemberdayaan kehidupan masyarakat secara cendekia, salah satunya dengan mengadakan seri dialog diskusi membahas berbagai bidang persoalan melibatkan negara lain agar lahir beragam perspektif menarik.
Ketua Umum MPP Ikatan Cendekiawan Muslim se-Indonesia Prof. Dr. Arif Satria yang memberi kata sambutan dalam acara ini, menekankan pentingnya pembangunan budaya dan kesadaran hidup bersih dalam berkehidupan sehari hari. Turut memberi sambutan Direktur Sanitasi Direktorat Jenderal Cipta Karya Kementerian PUPR, Ir. Tanozisochi Lase, M.Sc. Acara ini juga dihadiri perwakilan Atase dari KBRI Tokyo dan KJRI Osaka.
Acara berlangsung menarik dan mendapat minat tinggi partisipasi dari berbagai kota di Indonesia dan luar negeri. Diskusi menghadirkan empat orang narasumber para diaspora dari empat negara berlatar professional dan akademisi yakni, Dr. Erni Johan dari Ehime, Jepang, Dr. Ir. Septa Rendra, M.Eng, P.Eng dari Edmonton, Kanada, Linda Salma Angreani, M.T, Phd. candidate dari Bremen Jerman dan Dr. Ezri Hayat dari Middlesbrough, UK. Acara dimoderatori Kartika Handayani Ambari, S.S, M.A. dari Tokyo mewakili ICMI orwil Jepang dan ditutup oleh Wakil Ketua ICMI Jepang, Dr. Eng. Dinda Pramanta.
Jepang merupakan negara yang mengelola sampah organik dengan menggunakan incinerator, sementara kota di Kanada banyak menggunakan landfill, tetapi kedua negara ini mampu mengelola sampah secara maksimal. Dalam perspektif ini, kota-kota di Indonesia juga bisa menggunakan landfill, incinerator atau berbagai teknologi sampah lain asal patuh terhadap parameter dan pengelolaan lingkungannya.
Belajar dari pengalaman Jerman dan Inggris, disiplin dan pengetatan regulasi dirasakan sangat penting. Pengelolaan sampah juga membutuhkan dukungan non-teknis, rasa tanggung jawab dan budaya kesadaran masyarakat yang harus dilakukan menyeluruh, meluas dalam berbagai segmen dan dilakukan sejak usia dini. Seperti di Jepang dan Kanada, pemerintah sangat konsisten memberikan pengarahan kepada masyarakat berupa pamflet, poster dan penyuluhan agar masyarakat dapat benar-benar mengerti mengapa sampah harus dipilah dan bagaimana sampah tersebut diproses. Inilah salah satu poin yang merupakan kunci penting keberhasilan pengelolaan sampah di negara maju dalam pengelolaan sampah.