Selasa 13 Aug 2024 09:40 WIB

Gempa Megathrust, Ciri-Ciri dan Kaitannya dengan Tsunami

Gempa megathrust adalah gempa bumi lintas lempeng yang paling kuat di bumi.

Red: Hasanul Rizqa
Gempa (ilustrasi)
Foto: republika
Gempa (ilustrasi)

ESGNOW.ID, JAKARTA -- Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) menyatakan, Indonesia perlu mewaspadai dampak yang ditimbulkan oleh gempa Jepang yang bersumber dari Megathrust Nankai di timur lepas pantai Pulau Kyushu, Shikoku, dan Kinki. Seperti diketahui, negara yang beribu kota di Tokyo itu diguncang gempa bumi kuat yang memicu peringatan tsunami pada Kamis (8/8/2024) pekan lalu. Menurut Badan Survei Geologi Amerika Serikat (USGS), gempa tersebut berkekuatan magnitudo 7,1.

Apa dan bagaimana gempa megathrust itu? Berikut penjelasan ihwal topik ini, seperti dilansir dari laman Canada.ca, Selasa (13/8/2024).

Baca Juga

Megathrust earthquake atau gempa bumi berdorongan besar terjadi pada zona subduksi (tumbukan) di sepanjang batas lempeng konvergen destruktif. Saat momen getaran dahsyat itu terjadi, satu lempeng tektonik tertekan di bawah lempeng yang lain.

Gempa megathrust adalah gempa bumi lintas lempeng yang paling kuat di bumi, dengan besaran momen (Mw) yang dapat melebihi angka 8,0. Sejak tahun 1900, para ahli mengelompokkan gempa bumi yang berkekuatan magnitudo 8,0 atau lebih besar dari itu sebagai gempa megathrust.

Bagaimana bisa tahu bahwa gempa megathrust telah terjadi?

Tenggelamnya pantai luar secara tiba-tiba saat gempa megathrust terjadi membunuh vegetasi yang dapat ditentukan usianya. Gempa bumi megathrust juga menyebabkan tanah longsor bawah laut dari landas kontinen ke laut dalam. Endapan longsor dapat dikenali dari sampel inti yang diambil dari dasar laut.

Bagaimana peneliti tahu soal potensinya di masa depan?

Deformasi kerak dalam pola yang dapat diprediksi dapat dideteksi dengan pengukuran geodetik yang sangat hati-hati menggunakan Satelit Pemosisian Global, perataan yang tepat, pengukuran mikro-gravitasi, dan pengukuran jarak perubahan menggunakan teknologi laser.

Jika guncangan magnitudo 7 adalah 10 kali lebih besar daripada magnitudo 6; dan 100 kali lebih besar dari magnitudo 5; apakah guncangan dari magnitudo 9 menjadi 100 kali lebih besar dari magnitudo 7?

Ternyata, tidak. Guncangan gempa, dalam frekuensi yang merusak bangunan, meningkat menjadi maksimum antara gempa berkekuatan 7 dan 8, maka goncangan hanya melibatkan area yang lebih luas.

Namun, durasi guncangan gempa megathrust jauh lebih lama. Bisa beberapa menit. Durasi yang lama ini dapat mengakibatkan kerusakan pada beberapa jenis bangunan yang mungkin tidak rusak pada kekuatan guncangan yang sama yang dihasilkan oleh gempa yang lebih kecil.

Lantas, apakah gempa megathrust merupakan bahaya gempa bumi terbesar kita?

Tidak. Gempa bumi pedalaman, yang tidak sebesar itu tetapi bisa lebih dekat dengan daerah perkotaan dan lebih sering terjadi, adalah bahaya gempa bumi terbesar.

Mengapa gempa megathrust menyebabkan tsunami?

Gerakan dorong gempa megathrust menyebabkan gerakan vertikal yang besar di dasar laut dan ini memindahkan sejumlah besar air yang menjauh dari gerakan bawah laut sebagai tsunami.

Bisakah sebuah pulau tenggelam saat gempa megathrust terjadi?

Kemungkinan sebuah pantai akan turun sebanyak satu atau dua meter saat gempa megathrust berikutnya terjadi.

Apakah semua pesisir rentan terhadap tsunami dari gempa megathrust?

Tidak. Gempa bumi megathrust hampir secara eksklusif terjadi di zona subduksi tektonik dan sering dikaitkan dengan Samudra Pasifik dan Samudra Hindia. Zona subduksi ini juga sebagian besar bertanggung jawab atas aktivitas vulkanik yang terkait dengan Cincin Api (Ring of Fire) Pasifik.

Jika mengalami banyak gempa bumi kecil, apakah itu akan menghilangkan stres yang menumpuk akibat gempa megathrust?

Tidak. Dibutuhkan banyak sekali gempa bumi kecil untuk melepaskan jumlah energi yang setara dengan gempa besar. Jumlah energi yang dilepaskan meningkat sekitar 40 kali lipat setiap kali terjadi peningkatan satu unit pada skala besaran. Jadi, jika mempertimbangkan gempa bumi kecil pada tingkat yang dirasakan, sekitar berkekuatan 2, harus ada sekitar satu juta gempa kecil sehari, setiap hari, selama 500 tahun. Tingkat aktivitas gempa tersebut tidak teramati.

 

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement