ESGNOW.ID, JAKARTA - Kementerian Lingkungan Hidup (KLH) sudah mendeteksi 142 titik panas pada periode Januari sampai pertengahan April 2025. Jumlah itu turun 80 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu.
"Indonesia memasuki musim kemarau, berdasarkan data satelit Terra Aqua NASA terdapat 142 titik panas, dengan confident di level high. Berdasarkan data lapangan terdapat 97 kejadian karhutla," kata Menteri Lingkungan Hidup (LH) Hanif Faisol Nurofiq dalam rapat teknis koordinasi bersama Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (GAPKI) dan pemerintah daerah di Jakarta, Kamis (17/4/2025).
Hanif meminta semua pihak menyiapkan langkah antisipasi meskipun jumlah dan titik panas secara nasional pada tahun ini berkurang hampir 80,22 persen jika dibandingkan dengan periode bulan atau jumlah hari yang sama pada tahun 2024.
Wilayah yang sejauh ini tercatat mengalami kebakaran lahan termasuk di Aceh, Riau, Kepulauan Riau, Jambi, Kalimantan Barat dan Kalimantan Tengah.
Dalam kesempatan itu, dia mengingatkan pentingnya melakukan pencegahan kebakaran lahan, termasuk yang perlu dilakukan oleh para pengelola kawasan perkebunan sawit.
Pencegahan dan antisipasi diperlukan mengingat Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) mengumumkan sejumlah wilayah Indonesia saat ini sudah memasuki musim kemarau.
Secara khusus, KLH/Badan Pengendalian Lingkungan Hidup (BPLH) fokus kepada wilayah yang rentan mengalami kebakaran lahan. Termasuk Aceh, Sumatra Utara, Sumatra Barat, Riau, Jambi, Sumatra Selatan, Bengkulu, Bangka Belitung, Kalimantan Barat, Kalimantan Selatan, Kalimantan Tengah, Kalimantan Utara, Kalimantan Timur dan sejumlah wilayah di Sulawesi dan Papua.
Tidak hanya rapat teknis, KLH juga berencana melakukan konsolidasi di lapangan bersama dengan pemangku kawasan termasuk pengusaha perkebunan sawit serta pemerintah daerah.