ESGNOW.ID, JAKARTA — Jakarta Utara ditetapkan sebagai proyek percontohan nasional dalam penanganan sampah organik berbasis komunitas. Program ini menyasar sektor hotel, restoran, dan kafe (horeka), dengan dukungan plastik jenis high-density polyethylene (HDPE) yang mudah didaur ulang.
“Penanganan sampah nasional secara organik berbasis komunitas dimulai dari Jakarta Utara, khususnya untuk sektor horeka,” kata Menteri Lingkungan Hidup/Kepala BPLH Hanif Faisol Nurofiq saat menyerahkan bantuan 500 drum komposter HDPE kepada warga, Kamis (10/7/2025).
Bantuan ini merupakan bagian dari program tanggung jawab sosial perusahaan (CSR) PT Esa Maha Karya Tunggal. Hanif mengapresiasi langkah kolaboratif tersebut. “Ini bentuk keseriusan dalam penanganan sampah, khususnya di Jakarta Utara,” ujarnya.
Wali Kota Jakarta Utara Hendra Hidayat menambahkan, ide pemberian drum HDPE berawal dari kunjungan Menteri Lingkungan Hidup ke wilayahnya pada 6 Juli 2025. Saat itu, Menteri LH meminta agar perusahaan melalui CSR turut membantu mengatasi persoalan sampah.
“Bantuan akan didistribusikan oleh Suku Dinas Lingkungan Hidup Jakarta Utara yang lebih memahami kebutuhan di lapangan,” ujar Hendra.
Ia menyebut program ini sebagai upaya nyata menciptakan lingkungan yang sehat, bersih, dan asri. “Mudah-mudahan program kami sebagai kota percontohan pengelolaan sampah dapat berjalan optimal.”
DKI Jakarta memproduksi sekitar 8.000–8.600 ton sampah per hari. Dari jumlah itu, Jakarta Utara menyumbang sekitar 510 ton per hari pada 2024.
Jakarta Utara mulai ditetapkan sebagai daerah percontohan pengelolaan sampah berbasis masyarakat sejak awal 2025, dengan dukungan penuh dari Pemprov DKI.
Pada Maret 2025, Wakil Gubernur Rano Karno meresmikan empat TPS 3R (Reduce–Reuse–Recycle) di Semper, membentuk 870 bank sampah baru, dan mengaktifkan kembali 852 bank sampah yang sempat tidak beroperasi.
Pada Juni 2025, KLH dan Pemkot Jakarta Utara juga melatih 240 petugas PJLP dan PPSU dalam pemilahan sampah dari sumber, serta pengolahan sampah organik dan anorganik.
Salah satu RW yang menunjukkan hasil signifikan adalah RW 05 Sunter Agung, yang hingga akhir Juni 2025 berhasil memilah 93,5 persen sampah rumah tangga. Program di RW ini mencakup urban farming, bank sampah multifungsi, dan teknologi biopond maggot untuk pengolahan sampah organik.