Kamis 10 Jul 2025 20:47 WIB

Indonesia Jajaki Kerja Sama Bioenergi dengan Brasil

Pemerintah telah menguji pasar melalui Pertamax Green 95.

Red: Satria K Yudha
Petugas melayani pengendara saat bahan bakar minyak (BBM) jenis pertamax green di SPBU di kawasan Jalan Pemuda, Rawamangun, Jakarta Timur, Senin (13/5/2024).
Foto: Republika/Thoudy Badai
Petugas melayani pengendara saat bahan bakar minyak (BBM) jenis pertamax green di SPBU di kawasan Jalan Pemuda, Rawamangun, Jakarta Timur, Senin (13/5/2024).

ESGNOW.ID,  JAKARTA — Pemerintah Indonesia menjajaki kerja sama strategis dengan Brasil untuk memperkuat pemanfaatan bioenergi dalam mendorong transisi energi bersih. Langkah ini dilakukan saat Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia mendampingi Presiden RI Prabowo Subianto dalam kunjungan kenegaraan ke Brasilia, Brasil, Rabu (9/7) waktu setempat.

Dalam pertemuan bilateral antara Presiden Prabowo dan Presiden Brasil Luiz Inacio Lula da Silva, kedua negara membahas isu energi bersih, ketahanan iklim, serta peluang pengembangan bioenergi di tengah tekanan global terhadap krisis iklim.

Baca Juga

“Brasil telah membuktikan dirinya dalam pemanfaatan energi rendah karbon, pengalaman mereka menjadi referensi penting bagi Indonesia yang sedang mempercepat bauran energi bersih,” kata Bahlil dalam keterangannya di Jakarta, Kamis (10/7/2025).

Brasil diketahui mengandalkan sumber energi rendah karbon hingga 88 persen dalam pasokan listriknya, dengan kontribusi besar dari tenaga air, angin, surya, dan bioenergi. Negara tersebut juga dikenal sebagai produsen etanol terbesar kedua di dunia, berkat keberhasilan mengolah tebu menjadi bioetanol.

“Pengembangan bioetanol merupakan bagian dari strategi nasional untuk menciptakan ekosistem energi yang berkelanjutan dan inklusif. Selain mendukung transisi energi dan membuka peluang ekonomi baru di daerah, langkah ini juga selaras dengan potensi kerja sama dengan Brasil yang telah memiliki pengalaman panjang dalam mengembangkan bioenergi,” ujar Bahlil.

Presiden Prabowo turut menyoroti pentingnya pengalaman Brasil dalam membangun industri biofuel yang terintegrasi dengan sektor pertanian. Menurutnya, model pengembangan yang diterapkan Brasil patut menjadi rujukan bagi Indonesia.

“Kami melihat keberhasilan Anda (Brasil) dalam mengembangkan biofuel, dan saya pikir kami bertekad untuk mengejar kemajuan yang telah Anda capai,” ucap Prabowo kepada Presiden Lula.

Komitmen Indonesia terhadap bioenergi ditegaskan lewat penerbitan Peraturan Menteri ESDM Nomor 4 Tahun 2025 tentang Pengusahaan dan Pemanfaatan Bahan Bakar Nabati (BBN). Regulasi ini mencakup tata kelola biofuel secara menyeluruh, mulai dari produksi hingga pemanfaatan di sektor transportasi, serta pemberian insentif bagi pelaku usaha.

“Permen ini menjadi landasan penting bagi kita dalam memperkuat ekosistem bioenergi nasional. Kerja sama dengan Brasil di bidang teknologi, riset, dan peningkatan kapasitas sangat potensial untuk mempercepat implementasi kebijakan ini di lapangan,” ujar Bahlil.

Sebagai langkah awal, pemerintah telah menguji pasar melalui Pertamax Green 95, yakni bensin RON 95 yang dicampur 5 persen etanol (E5), dan kini mulai tersedia di beberapa SPBU Pertamina.

Sebelumnya, kerja sama Indonesia-Brasil di sektor energi telah diikat dalam memorandum saling pengertian (MSP) sejak 2008. Cakupannya meliputi kegiatan hulu-hilir, riset, pelatihan, serta proyek bersama.

Kunjungan kenegaraan Presiden Prabowo kali ini diharapkan dapat mengaktifkan kembali implementasi teknis dari MoU tersebut.

Dengan nilai perdagangan bilateral yang mencapai 6,34 miliar dolar AS pada 2024, kerja sama energi diyakini dapat memperkuat posisi Indonesia sebagai mitra strategis dalam transisi hijau dan penanganan krisis iklim.

sumber : Antara
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement