Kamis 10 Jul 2025 18:25 WIB

Pemanasan Global Ancam Gletser di Chile, Risiko Longsor Meningkat

Sejumlah gletser di Chile berada di wilayah yang rawan longsor.

Rep: Lintar Satria/ Red: Satria K Yudha
Gletser (ilustrasi).
Foto: KEYSTONE
Gletser (ilustrasi).

ESGNOW.ID,  SANTIAGO — Penelitian terbaru mengungkapkan bahwa pemanasan global, disertai aktivitas seismik dan vulkanik, berisiko mempercepat pencairan gletser di Chile. Kondisi ini dinilai berpotensi memicu longsor salju dan berbagai bencana geologis lainnya.

Studi yang dipublikasikan dalam jurnal South American Earth Sciences pada akhir Mei 2025 itu menyoroti sejumlah faktor penyebab ketidakstabilan gletser, termasuk pengosongan mendadak danau glasial, aliran lumpur dan puing, longsoran salju, serta percepatan gerakan gletser secara tiba-tiba.

“Penelitian menemukan sekitar 10 gletser kemungkinan sangat rentan terhadap satu atau lebih faktor-faktor yang merusak stabilitas,” kata geolog dari University of Chile, Felipe Ugalde, Kamis (10/7/2025).

Menurut Ugalde, sejumlah gletser di Chile berada di wilayah yang rawan longsor, memiliki kemiringan curam, atau sangat terdampak oleh penyusutan danau glasial. Gletser yang berada dekat pusat aktivitas vulkanik dinilai paling berisiko, terutama yang berdekatan dengan Gunung Berapi San José.

“Tiga gletser yang sangat rentan adalah yang paling dekat dengan pusat emisi utama Gunung Berapi San José, sangat rentan terhadap lahar,” ujar Ugalde. Lahar merupakan campuran air, abu vulkanik, dan batuan yang dapat mengalir deras saat aktivitas vulkanik meningkat.

Ugalde menambahkan, gletser-gletser di seluruh dunia kini mengalami penyusutan akibat peningkatan suhu global. Akibatnya, massa es terus berkurang dan kestabilan alami gletser terganggu.

“Saat suhu tinggi, air meresap baik melalui hujan maupun pencairan cepat dari lapisan salju. Air ini merembes ke dasar gletser dan bertindak sebagai pelumas,” jelasnya. Proses ini mempercepat pergerakan es dan meningkatkan potensi longsoran atau calving, yakni pelepasan bongkahan es secara alami.

Ia menegaskan, fenomena ini merupakan respons dari ketidakseimbangan yang dialami gletser akibat kenaikan suhu udara rata-rata, bahkan di wilayah pegunungan tinggi.

Dengan kehilangan keseimbangan massa dan struktur, gletser di Chile dan wilayah lain dunia diperkirakan akan semakin tidak stabil dan rawan menimbulkan bencana hidrometeorologi maupun geologi.

sumber : Reuters
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement