Kamis 10 Jul 2025 22:32 WIB

Pupuk Indonesia Teken Dua MoU, Percepat Transisi Energi

MoU menjadi langkah penting dalam menjamin ketersediaan bahan baku pupuk.

Red: Ahmad Fikri Noor
Suasana pabrik Pupuk NPK Pupuk Iskandar Muda (PIM) yang berlokasi di Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Arun, Lhokseumawe, Aceh, Jumat (10/2/2023).
Foto: Dok Republika
Suasana pabrik Pupuk NPK Pupuk Iskandar Muda (PIM) yang berlokasi di Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Arun, Lhokseumawe, Aceh, Jumat (10/2/2023).

ESGNOW.ID,  JAKARTA -- PT Pupuk Indonesia (Persero) menandatangani dua nota kesepahaman (MoU) terkait rencana strategis penyediaan gas bumi dan pemanfaatan karbondioksida (CO2) dengan dua anak usaha PT Energi Mega Persada (EMP) Tbk. Penandatangan kedua MoU menjadi langkah penting dalam menjamin ketersediaan bahan baku pupuk, sekaligus mempercepat transisi energi demi keberlanjutan industri pupuk nasional dalam mendukung ketahanan pangan.

"Melalui dua MoU strategis tersebut, Pupuk Indonesia tidak hanya memperkuat ketersediaan bahan baku namun juga menjadi enabler transisi energi bersih untuk mewujudkan swasembada pangan dan industri pupuk yang lebih tangguh, efisien dan berkelanjutan,” ujar Direktur Utama Pupuk Indonesia Rahmad Pribadi di Jakarta, Kamis (10/7/2025).

Baca Juga

MoU pertama dilakukan oleh Pupuk Indonesia dengan EMP Gebang Limited, selaku Operator pada Wilayah Kerja Gebang. Melalui penandatanganan ini, Pupuk Indonesia dan EMP Gebang Limited akan melakukan kajian, evaluasi dan pertukaran informasi tentang peluang kerja sama pemanfaatan pasokan gas bumi dari Wilayah Kerja Gebang di Sumatera Utara. Dalam MoU tersebut, Rahmad mengatakan Pupuk Indonesia mengkaji kemungkinan pemanfaatan gas milik EMP Gebang dengan estimasi jumlah penyerahan harian sekitar 100 MMBTU.

Ia mengatakan Wilayah Kerja Gebang merupakan salah satu potensi pasokan gas domestik jangka panjang yang sangat relevan dan selaras untuk pengembangan atau revitalisasi pabrik pupuk di Sumatera Bagian Utara.

Pasokan gas dari Wilayah Kerja Gerbang diharapkan dapat mendukung operasional dan rencana revitalisasi pabrik di PT Pupuk Iskandar Muda (PIM).

“Melalui nota kesepahaman ini, kami akan mendapat dukungan suplai gas dari salah satu blok milik EMP. Sehingga Insya Allah dengan tambahan 100 MMBTU itu, kita bisa banyak melakukan di PIM, termasuk juga bisa merevitalisasi,” kata Rahmad.

Dirinya menekankan bahwa ketersediaan gas sebagai bahan baku utama merupakan faktor krusial dalam memenuhi kebutuhan pupuk nasional. Ia menambahkan rencana revitalisasi pabrik milik PIM juga sangat bergantung pada kepastian suplai gas untuk menjaga keberlanjutan operasional, meningkatkan kapasitas produksi, sekaligus mendorong efisiensi.

“Untuk bisa melakukan revitalisasi pabrik, kita membutuhkan dukungan suplai gas jangka panjang,” ujarnya.

Sementara itu, MoU kedua dilakukan oleh Pupuk Indonesia dengan PT Pema Global Energi (PGE), terkait pemanfaatan emisi karbon dioksida (CO2). Lewat MoU ini, Pupuk Indonesia bersama Pema Global Energi akan menjajaki peluang kerja sama pengembangan Carbon Capture and Storage (CCS) dan Carbon Capture Utilization and Storage (CCUS) di Wilayah Kerja PGE, terutama di Lapangan Gas Arun, Lhokseumawe, Aceh untuk produksi blue ammonia.

Rahmad mengatakan pemilihan Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Arun sebagai lokasi pengembangan CCS dan CCUS lantaran wilayah tersebut memiliki potensi besar sebagai pusat pertumbuhan ekonomi di Aceh.

Dengan potensi tersebut, dirinya berharap Aceh menjadi pusat perdagangan clean ammonia dunia. Terlebih saat ini, Pupuk Indonesia juga tengah menjalin kerja sama dengan perusahaan asal Jepang untuk mengembangkan hybrid green ammonia di Aceh.

Rahmad mengungkapkan bahwa pihaknya sedang dalam tahap negosiasi agar fasilitas ammonia bunkering yang semula direncanakan berada di Singapura dapat dipindahkan ke Aceh.

“Sehingga tidak hanya memproduksi clean ammonia, tetapi kita juga bisa menjadikan Aceh menjadi pusat perdagangan dunia. Kami mohon doa dan dukungannya,” kata dia.

Lebih jauh, Rahmad mengatakan penandatangan dua nota kesepahaman ini merupakan wujud nyata dukungan Pupuk Indonesia terhadap visi Asta Cita pemerintah dalam mencapai swasembada pangan dan membangun ekonomi hijau, sekaligus mengejar target Nol Emisi (NZE) 2060.

Selain itu, proyek ini diharapkan mampu menciptakan lapangan kerja bagi masyarakat dan mendorong pertumbuhan ekonomi di wilayah operasional Pupuk Indonesia.

“Kami percaya, inisiatif ini tidak hanya berdampak pada aspek lingkungan dan industri untuk mewujudkan ketahanan pangan nasional, namun juga akan memperkuat posisi Indonesia dalam rantai nilai global energi bersih,” tutup Rahmad.

Pada kesempatan yang sama, Direktur Utama & CEO EMP, Syailendra S. Bakrie menyambut positif dimulainya penjajakan kerja sama pemanfaatan emisi CO2 dan penyediaan gas bumi dengan Pupuk Indonesia.

Dia berharap melalui pengembangan fasilitas CCS dan CCUS dengan Pupuk Indonesia dapat mendukung rencana pemerintah mencapai target NZE 2060.

”Dengan pengembangan fasilitas CCS dan CCUS di Wilayah Kerja PGE ini, kami berharap untuk dapat mendukung rencana pemerintah mencapai target Net Zero Emission di tahun 2060. Pada kuartal pertama tahun ini, Wilayah Kerja PGE telah memproduksi sekitar 45 juta kaki kubik gas per hari dan 1.033 barel minyak per hari. Blok tersebut juga mengoperasikan cadangan terbukti & terukur sebesar 159 miliar kaki kubik gas dan 10,8 juta barel minyak,” kata Syailendra.

Wakil Direktur Utama & CFO EMP Edoardus Ardianto mengatakan EMP Gebang Limited berkomitmen mendukung kebutuhan bahan baku industri pupuk dengan memastikan pasokan gas bagi Pupuk Indonesia.

Ia menegaskan bahwa perusahaan akan mendorong percepatan produksi untuk menjawab kebutuhan gas yang krusial bagi Pupuk Indonesia.

”Dari diskusi sebelumnya kami mengerti bahwa Pupuk Indonesia membutuhkan sekitar 100 juta kaki kubik gas per harinya untuk pengoperasian pabrik-pabrik. Gebang diharapkan dapat memulai produksi gasnya sekitar 40 juta kaki kubik per hari di semester pertama tahun 2027. Produksi gas tersebut diharapkan akan meningkat menjadi 140 juta kaki kubik gas per hari di tahun 2030. Pupuk Indonesia merupakan salah satu target market dari gas yang diproduksikan oleh Gebang di masa mendatang,” kata dia.

sumber : Antara
Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement