ESGNOW.ID, JAKARTA — PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BRI) mencatatkan portofolio pembiayaan hijau (green financing) sebesar Rp89,9 triliun pada kuartal I 2025. Angka ini tumbuh 8,18 persen secara tahunan (year on year/yoy), seiring meningkatnya fokus industri perbankan nasional terhadap transformasi hijau.
“Portofolio pembiayaan hijau BRI mencakup berbagai sektor strategis, antara lain pengelolaan sumber daya alam berkelanjutan sebesar Rp61,16 triliun, produk ramah lingkungan Rp7,80 triliun, energi terbarukan Rp6,47 triliun, serta transportasi hijau senilai Rp3,55 triliun, bangunan hijau, dan proyek lingkungan lainnya,” ujar Direktur Utama BRI, Hery Gunardi, dalam keterangan di Jakarta, Selasa (8/7/2025).
Secara keseluruhan, BRI mencatat portofolio pembiayaan berkelanjutan (sustainable financing) sebesar Rp796 triliun hingga akhir kuartal I 2025. Jumlah tersebut mencakup pembiayaan hijau, pembiayaan usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM), serta investasi pada obligasi korporasi berbasis Environmental, Social, and Governance (ESG).
Nilai tersebut setara dengan 64,16 persen dari total portofolio pembiayaan dan investasi obligasi korporasi BRI. Hery menegaskan, BRI akan terus memperkuat komitmennya terhadap prinsip ESG melalui peningkatan pembiayaan hijau yang inklusif. “Pertumbuhan portofolio green financing BRI mencerminkan upaya nyata perseroan dalam mendukung transisi menuju ekonomi rendah karbon dan pembangunan berkelanjutan di Tanah Air,” kata Hery.
Sebagai bagian dari agenda ESG, BRI secara konsisten menyalurkan pembiayaan kepada sektor-sektor yang berdampak positif terhadap lingkungan, seperti energi terbarukan, pertanian ramah lingkungan, pengelolaan air dan limbah, serta efisiensi energi.
Di sisi lain, BRI juga terus memperkuat tata kelola keberlanjutan internal sebagai bentuk adaptasi terhadap tuntutan global akan praktik keuangan yang bertanggung jawab.
Dari sisi pendanaan, BRI mencatat total pendanaan wholesale sebesar Rp111,79 triliun pada kuartal I 2025, dengan 39,66 persen di antaranya berasal dari instrumen berbasis ESG. Komposisi ini meliputi penerbitan green bond dalam tiga fase dengan total Rp13,5 triliun serta sustainability-linked loan senilai 1 miliar dolar AS, yang merupakan peluncuran pertama di sektor keuangan Asia untuk mendukung pembiayaan mikro.
Sebagai bagian dari strategi adaptif dalam manajemen portofolio, BRI juga menerbitkan inclusivity-based securities seperti medium term notes dan subordinated bonds yang dialokasikan untuk UMKM, korporasi ultra mikro, serta individu berpenghasilan rendah.
“Dengan integrasi prinsip ESG dalam seluruh rantai nilai pembiayaan dan pendanaan, BRI terus memperkuat perannya sebagai bank dengan misi keberlanjutan yang menyeluruh,” tutup Hery.