Kamis 10 Jul 2025 15:09 WIB

Lewat Program ISWMP, TPST Kertamukti Bekasi Olah 50 Ton Sampah per Hari

Program ISWMP bukan hanya tentang pembangunan fisik.

Red: Satria K Yudha
TPST Kertamukti di Kabupaten Bekasi, Jawa Barat.
Foto: Kementerian PUPR
TPST Kertamukti di Kabupaten Bekasi, Jawa Barat.

ESGNOW.ID,  BEKASI — Kabupaten Bekasi menghadapi lonjakan sampah harian yang mencapai 1.680 ton, sementara kapasitas TPA Burangkeng semakin terbatas. Untuk menjawab tantangan ini, Pemerintah Kabupaten Bekasi membangun Tempat Pengolahan Sampah Terpadu (TPST) Kertamukti melalui Program Improvement of Solid Waste Management to Support Regional and Metropolitan Cities Project (ISWMP).

Inisiatif kolaboratif ini melibatkan Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR), Bappenas, Kementerian Dalam Negeri, Kementerian Lingkungan Hidup, Kementerian Kesehatan, dan Bank Dunia. Program ini bertujuan mereformasi tata kelola pengelolaan sampah agar lebih modern, terintegrasi, dan berkelanjutan.

Baca Juga

Direktur Jenderal Cipta Karya Kementerian PUPR, Dewi Chomistriana, menegaskan bahwa keberhasilan pengelolaan sampah tidak hanya bergantung pada pembangunan fisik, tetapi juga pada transformasi sistem secara menyeluruh.

“Program ISWMP bukan hanya tentang pembangunan fisik, tetapi tentang perubahan cara pandang kita terhadap sistem pengelolaan sampah. Ketika TPST menjadi bagian dari sistem yang terhubung dari kebijakan hingga kebiasaan masyarakat, maka kita tidak sekadar mengelola sampah, tapi sedang merawat masa depan bersama,” ujar Dewi dalam siaran pers, Kamis (10/7/2025).

Di Kabupaten Bekasi, implementasi ISWMP dirancang untuk memperkuat rencana induk sistem persampahan, menyusun regulasi daerah, melibatkan partisipasi masyarakat dan pemerintah daerah, memperkuat kelembagaan, serta mengembangkan skema pembiayaan dan retribusi.

Seluruh aspek ini dirancang sebagai satu kesatuan yang saling melengkapi. Rencana induk berfungsi sebagai peta jalan strategis, sementara regulasi daerah menjadi pijakan hukum pelaksanaan.

Peningkatan kapasitas SDM dan kelembagaan didorong melalui pelatihan dan pendampingan teknis agar pelaksanaan di lapangan konsisten. Dalam hal pembiayaan, ISWMP turut mendampingi pemerintah daerah merancang model tarif yang realistis dan sesuai kemampuan masyarakat. Salah satu capaian terbesarnya adalah pembangunan TPST Kertamukti yang menjadi contoh fasilitas modern dan efisien dalam mengolah sampah.

TPST Kertamukti dibangun di atas lahan seluas 6.000 meter persegi di Desa Kertamukti, Kecamatan Cibitung. Fasilitas ini mampu mengolah 50 ton sampah per hari dan melayani sekitar 80.000 jiwa.

Dua produk utama yang dihasilkan adalah Refuse Derived Fuel (RDF) untuk bahan bakar alternatif, serta material daur ulang bernilai ekonomis tinggi. Hanya 11 persen residu dari total sampah yang tersisa untuk dibuang ke TPA, mendekati target kinerja maksimal sebesar 12 persen.

Untuk setiap ton sampah yang diolah, biaya operasional dan perawatan sebesar Rp260 ribu. Lewat proses pemilahan dan pengeringan, sampah bernilai rendah dapat dikonversi menjadi RDF yang kini sangat dibutuhkan industri sebagai substitusi batu bara.

Pemerintah Kabupaten Bekasi pun telah menandatangani nota kesepahaman dengan PT Indocement untuk pemanfaatan RDF dalam proses produksinya.

Dewi menekankan bahwa keberhasilan TPST ini sangat bergantung pada kualitas sampah yang masuk. Pemilahan dari sumber, baik sampah organik, daur ulang, hingga limbah B3, menjadi faktor penentu efisiensi pengolahan.

Sistem layanan angkut sampah yang belum merata dan keterbatasan lahan TPA menjadi tantangan besar bagi Kabupaten Bekasi yang berpenduduk lebih dari tiga juta jiwa. Karena itu, pembangunan TPST Kertamukti sekaligus menjadi tonggak perubahan dari pendekatan lama “kumpul–angkut–buang” menjadi sistem “kurangi–olah–guna” yang lebih ramah lingkungan dan berkelanjutan.

Yuk gabung diskusi sepak bola di sini ...
Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement