ESGNOW.ID, LONDON -- Badan Lingkungan Hidup Inggris (EA) mengatakan populasi salmon di Atlantik merosot tajam hingga memecahkan rekor terendah. Hal ini menjadi indikator terbaru bahwa ekosistem maritim serta air tawar tercemar dan kotor.
EA mengatakan ikan perak besar itu ditemukan di utara Samudera Atlantik dan sungai-sungai yang mengalirinya. Tapi sekitar 90 persen salmon sungai di Inggris diklasifikasi "dalam bahaya" atau "mungkin dalam bahaya."
Artinya, jumlah salmon itu di bawah minimal yang dibutuhkan untuk mendukung keberlanjutan populasinya. EA mengatakan hal ini menandakan bahwa banyak yang perlu dilakukan untuk memperbaiki lingkungan alam Inggris.
EA mengatakan penurunan populasi ini disebabkan polusi pertanian, sedimentasi, bahan kimia dari industri, limbah air dan jalan. Sementara lembaga itu meminta petani, pemilik lahan dan industri air, energi serta limbah untuk berbuat lebih banyak dalam melindungi spesies itu.
Pembuangan limbah mentah di sungai dan laut memicu kemarahan di Inggris terhadap perusahaan air minum yang dijual ke swasta. Perusahaan itu dituduh rutin membuang limbah di saluran air dan gagal berinvestasi di bidang infrastruktur.
“40 tahun yang lalu, sekitar 1,4 juta ikan salmon kembali ke sungai-sungai di Inggris setiap tahunnya," kata Ketua EA Alan Lovell, Senin (7/10/2024).
Sekarang, tambah Lovell, jumlahnya hanya sepertiganya, titik terendah baru. Lovell mengatakan hal ini membuktikan krisis keanekaragaman hayati semakin meluas.
“Kami membutuhkan semua pihak yang mencemari untuk membersihkan tindakan mereka,” kata Lovell.
Ia menambahkan undang-undang baru RUU Air (Tindakan Khusus) akan memberi EA lebih banyak kekuatan untuk meminta pertanggungjawaban para pencemar. EA mengatakan penurunan populasi salmon yang serupa juga terjadi di Irlandia, Islandia, Swedia, dan Kanada, tetapi Inggris menunjukkan penurunan yang "paling signifikan."
Tangkapan sementara yang diumumkan tahun lalu adalah 4.911 ekor. Sekitar 23 persen lebih rendah dari tangkapan akhir yang diumumkan untuk tahun 2022 dan terendah sejak pencatatan dimulai pada tahun 1988.