ESGNOW.ID, JAKARTA -- Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK) Siti Nurbaya mengatakan upaya menekan deforestasi Indonesia, salah satunya dengan rehabilitasi hutan dan lahan (RHL) mendapatkan perhatian global dengan pengurangan tutupan berhasil ditekan dalam beberapa tahun terakhir.
"Secara global pada konteks kehutanan itu dua aspek yang paling menjadi sorotan yaitu persoalan deforestasi dan RHL, penanaman pohon, itu akan diikuti secara global," ujar Menteri LHK Siti Nurbaya dalam peresmian Persemaian Liang Anggang, Kalimantan Selatan yang dipantau daring dari Jakarta, Senin (14/10/2024). Persemaian Liang Anggang merupakan merupakan kerja sama antara KLHK dengan PT Adaro Energy Indonesia Tbk.
Siti menjelaskan bahwa upaya RHL yang salah satunya berupa penanaman untuk menambahkan tutupan hutan, harus disertai juga pengawasan untuk mendapatkan data pasti terkait hasil dari upaya itu. Dia mengatakan gambaran yang didapat dari citra satelit memperlihatkan luasan areal tanaman pohon baru, yang diperkirakan berusia 5-6 tahun.
Data KLHK memperlihatkan deforestasi (netto) Indonesia pada 2021 -2022 adalah sebesar 104 ribu hektare. Angka itu berasal dari angka deforestasi bruto sebesar 119,4 ribu hektare dikurangi reforestasi sebesar 15,4 ribu hektare.
Sementara itu, hasil pemantauan hutan pada 2020-2021 memperlihatkan deforestasi Indonesia pada periode itu adalah sebesar 113,5 ribu hektare, berasal dari angka deforestasi bruto sebesar 139,1 ribu hektare dikurangi reforestasi sebesar 25,6 ribu hektare. Dengan memperhatikan hasil pemantauan tahun 2020-2021 dapat dilihat bahwa deforestasi Indonesia pada 2021-2022 terjadi penurunan 8,4 persen.
Dia memperkirakan bahwa ke depan akan semakin banyak areal luasan areal tanaman pohon baru yang dapat dideteksi oleh citra satelit. Pencapaian itu, katanya, akan dilihat juga oleh komunitas internasional lain yang melakukan pengawasan luasan tutupan hutan dunia melalui teknologi satelit. "Indonesia termasuk yang harus kokoh dalam menangani deforestasi itu," jelas Siti.