Selasa 10 Dec 2024 17:13 WIB

Indonesia Re Dorong Integrasi ESG dalam Infrastruktur Berkelanjutan

ESG telah menjadi suatu kebutuhan.

Red: Satria K Yudha
Foto udara sejumlah pekerja menyelesaikan proyek pembangunan Masjid Negara Ibu Kota Nusantara (IKN), Penajam Paser Utara, Kalimantan Timur, Sabtu (31/8/2024).
Foto: ANTARA FOTO/M Risyal Hidayat
Foto udara sejumlah pekerja menyelesaikan proyek pembangunan Masjid Negara Ibu Kota Nusantara (IKN), Penajam Paser Utara, Kalimantan Timur, Sabtu (31/8/2024).

ESGNOW.ID,  JAKARTA – Investasi di sektor infrastruktur memegang peran penting dalam pembangunan ekonomi dan keberlanjutan sosial, namun juga menghadirkan risiko yang signifikan di setiap tahapan proyek. Sejak perencanaan hingga operasional, berbagai risiko perlu dikelola secara strategis, terutama dengan mengintegrasikan prinsip Environmental, Social, and Governance (ESG) dalam setiap pengambilan keputusan investasi.

Indonesia Re, melalui Indonesia Re Institute, menyelenggarakan webinar bertema "Integration of ESG in Infrastructure Risk Management and Insurance Solutions". Acara ini adalah bagian dari Program iLearn yang merupakan bagian dari komitmen Indonesia Re untuk meningkatkan pemahaman dan kapabilitas sumber daya manusia di industri asuransi nasional, terutama dalam penerapan prinsip Environmental, Social, and Governance (ESG) pada proyek infrastruktur.

Direktur Manajemen Risiko, Kepatuhan, SDM, dan Corporate Secretary Indonesia Re, Robbi Y Walid menegaskan pentingnya penerapan ESG untuk mendukung pembangunan infrastruktur yang tangguh, berkelanjutan, dan bertanggung jawab. "Pembangunan infrastruktur di Indonesia telah menjadi katalis pembangunan ekonomi selama satu dekade terakhir. Namun, integrasi prinsip ESG menjadi langkah penting untuk memastikan proyek-proyek ini tidak hanya memberikan manfaat ekonomi, tetapi juga memperatikan keberlanjutan lingkungan, dampak sosial, dan tata kelola yang baik," kata Robbi dalam siaran pers, Selasa (10/12/2024).

Aspek lingkungan menyoroti pengurangan emisi karbon, efisiensi sumber daya, dan penggunaan teknologi ramah lingkungan. Aspek sosial mengedepankan keterlibatan masyarakat lokal, pembukaan lapangan kerja, serta penguatan ekonomi. Sementara tata kelola yang baik memastikan transparansi dan kepatuhan dalam pelaksanaan proyek.

Indonesia Re berkomitmen untuk mendukung prinsip ESG melalui inovasi produk asuransi yang relevan. "Asuransi memiliki peran strategis dalam melindungi proyek infrastruktur dari risiko finansial, sekaligus memberikan insentif bagi proyek-proyek yang mengadopsi prinsip keberlanjutan," tambah Robbi.

Direktur Pengembangan dan Teknologi Informasi Indonesia Re, Beatrix Santi Anugrah, mengungkapkan bahwa webinar ini merupakan langkah nyata Indonesia Re dalam mendorong transformasi ESG di sektor reasuransi. "Kami terus memperkuat ekosistem asuransi nasional dengan memfasilitasi diskusi dan pembelajaran bersama. Melalui tema ini, kami berharap dapat menginspirasi penerapan ESG secara lebih luas di Indonesia," ujar Beatrix.

Asuransi adalah komponen kunci dalam proyek infrastruktur karena melibatkan risiko besar, baik dari segi keuangan, operasional, maupun lingkungan. Produk asuransi yang didesain khusus untuk infrastruktur berkelanjutan dapat memberikan perlindungan terhadap risiko bencana alam, perubahan iklim, hingga ketidakpatuhan terhadap prinsip ESG. Penilaian risiko yang tepat oleh perusahaan asuransi dapat membantu stakeholders untuk membuat keputusan yang baik.

Keterkaitan antara proyek infrastruktur, asuransi, dan ESG memiliki implikasi yang signifikan dalam mendukung pembangunan berkelanjutan, mengelola risiko, serta meningkatkan daya tahan dan tanggung jawab sosial dalam sektor konstruksi dan pengembangan infrastruktur.

Ari Firmandi, Direktur Ernst & Young, Indonesia, turut berbagi pengalaman dalam penerapan ESG di berbagai proyek infrastruktur internasional, seperti efisiensi energi dan kolaborasi multi-stakeholder. "Transformasi ESG kini menjadi kebutuhan utama, bukan sekadar tambahan," ungkap Ari.

Sebagai contoh, beberapa tahun lalu, konsep smart city sudah menjadi perhatian. Desain infrastruktur yang memperhatikan ketahanan gempa adalah hal yang rutin dilakukan dalam industri konstruksi, khususnya di kawasan rawan bencana. Namun, konteksnya kini berkembang lebih luas.

"Kita tidak hanya membahas ketahanan terhadap gempa atau desain yang efisien, tetapi juga efisiensi energi, dampak lingkungan, hingga keberlanjutan jangka panjang." ujar Ari.

ESG tidak lagi hanya menjadi wacana atau tren, melainkan kebutuhan. Sebagai contoh, jika dulu aspek keberlanjutan sering dilihat sebagai tambahan, sekarang ESG dipaketkan menjadi satu kesatuan yang terintegrasi dalam setiap tahapan proyek.

Mardian, Kepala Divisi TJSL & ESG Indonesia Re menekankan bahwa penerapan ESG adalah investasi jangka panjang bagi keberlanjutan. "Dengan potensi energi hijau dan sumber daya alam yang besar, Indonesia memiliki peluang untuk menjadi pemain global dalam inisiatif keberlanjutan," ujar Mardian.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement