ESGNOW.ID, PARIS -- Prancis resmi mengaliri listrik dari Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir Flamanville 3 ke jaringan listrik nasional, Sabtu (20/12/2024). Dilansir dari Reuters, upaya ini merupakan penambahan pertama dalam jaringan tenaga nuklir Prancis dalam 25 tahun terakhir.
Reaktor ini mulai beroperasi pada September lalu sebelum akhirnya terhubung ke jaringan listrik. Namun, pengoperasiannya terjadi 12 tahun lebih lambat dari yang direncanakan, dengan biaya sekitar 13 miliar dolar AS — empat kali lipat dari anggaran awal.
“Tim EDF berhasil menghubungkan Flamanville EPR ke jaringan nasional pada pukul 11:48 pagi. Reaktor ini kini telah menghasilkan listrik,” ujar EDF dalam pernyataannya.
Flamanville 3, yang menggunakan desain European Pressurized Reactor (EPR), merupakan reaktor terbesar di Prancis dengan kapasitas 1,6 gigawatt. Reaktor ini juga menjadi salah satu yang terbesar di dunia, bersama dengan reaktor Taishan di Tiongkok yang berkapasitas 1,75 GW dan Olkiluoto di Finlandia.
Ini adalah reaktor pertama yang terhubung ke jaringan listrik sejak COVAX 2 pada tahun 1999. Namun, pengoperasiannya dilakukan di tengah konsumsi listrik domestik yang lesu, dengan Prancis mencatat rekor ekspor listrik pada tahun ini.
EDF berencana membangun enam reaktor baru untuk memenuhi janji Presiden Emmanuel Macron pada 2022 sebagai bagian dari rencana transisi energi Prancis. Meskipun demikian, masih ada pertanyaan besar mengenai pendanaan dan jadwal pelaksanaan proyek-proyek baru tersebut.