Ahad 29 Dec 2024 14:00 WIB

Indonesia Kembangkan Smart Grid Kebut Transisi Energi

Smart grid dibutuhkan untun mengintegrasikan EBT ke dalam sistem kelistrikan.

Red: Satria K Yudha
Tampilan Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) Terapung Cirata 192 megawatt peak (MWp) di Jawa Barat.
Foto: PLN
Tampilan Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) Terapung Cirata 192 megawatt peak (MWp) di Jawa Barat.

ESGNOW.ID,  JAKARTA - Kementerian ESDM mengembangkan smart grid atau jaringan cerdas untuk mendukung transisi energi dan energi baru terbarukan. Pengembangan jaringan cerdas dilakukan guna mencapai target Emisi Nol Bersih (Net Zero Emission/NZE).

Direktur Jenderal Ketenagalistrikan Kementerian ESDM Jisman Hutajulu dalam keterangan diterima di Jakarta, Ahad (29/12/2024), mengatakan smart grid telah masuk dalam Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional (RPJPN) Tahun 2025-2045 sesuai Undang-Undang No. 59 Tahun 2024.

Baca Juga

"Melalui undang-undang tersebut proses pengembangan smart grid dibagi menjadi 4 tahapan yaitu, Penguatan Transformasi pada 2025-2029, Akselerasi Transformasi pada 2030-2034, Ekspansi Global di tahun 2035-2039 dan Perwujudan Indonesia Emas pada tahun 2040-2045,” ujar Jismanz

Jisman menjelaskan bahwa dalam RPJPN Tahun 2025-2045, Smart Grid merupakan bagian penting dari strategi untuk mencapai tujuan pembangunan yang berkelanjutan dan efisien dalam sektor energi di Indonesia.

Smart grid mengintegrasikan teknologi informasi dan komunikasi dalam sistem kelistrikan, diharapkan dapat mendukung upaya pengelolaan energi yang lebih baik, meningkatkan efisiensi distribusi dan memperkuat ketahanan energi nasional,” jelas Jisman.

Koordinator Pengaturan Operasi Usaha Ketenagalistrikan Wahid Pinto Nugroho menyampaikan bahwa dalam peraturan, pengembangan smart grid harus mulai diimplementasikan di Jawa-Bali pada tahun 2020.

"Arah pengembangan smart grid harus mulai diimplementasikan di beberapa daerah di Jawa Bali pada tahun 2020 dan secara bertahap diterapkan pada sistem di luar Jawa-Bali untuk mendorong porsi EBT,” kata Wahid.

Executive Vice President Perencanaan Strategis Distribusi PT PLN (Persero) Adams Yogasara menyampaikan bahwa pengembangan smart grid juga telah tertuang dalam RUPTL PLN.

"Pengembangan Smart Grid telah tertuang dalam RUPTL PLN 2021-2030 dengan prinsip mengintegrasikan teknologi smart grid untuk mengintegrasikan sumber energi terbarukan ke dalam sistem kelistrikan, menuju NZE pada tahun 2060,” ucap Adams.

Di era transisi energi, kebutuhan listrik yang andal, efisien, dan ramah lingkungan menjadi sangat mendesak. Dalam perencanaan pembangunan ketenagalistrikan, pemerintah Indonesia dituntut untuk membuat sistem kelistrikan menjadi lebih fleksibel dan adaptif.

“Teknologi smart grid hadir sebagai jawaban untuk tantangan ini. Dengan kemampuan memantau, mengendalikan, dan mengoptimalkan operasi jaringan listrik secara real-time, smart grid tidak hanya menjaga stabilitas sistem, tetapi juga mendukung integrasi energi terbarukan dalam skala besar,” kata Jisman.

sumber : Antara
Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement