ESGNOW.ID, DER ES SALAM — Deputi Sekretaris Jenderal Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) Amina Muhammad mendorong Afrika untuk mengambil peran dalam memimpin transisi energi. Hal itu disampaikannya mengingat Benua Afrika kaya akan sumber daya energi terbarukan dan mineral kritis yang sangat penting untuk transisi energi.
“Benua Afrika kaya akan sumber daya energi terbarukan dan mineral penting. Semua itu sangat penting untuk transisi energi, dan mendapatkan keuntungan dari biaya yang terbatas dalam infrastruktur energi yang intensif bahan bakar fosil. Afrika juga merupakan rumah bagi populasi yang dinamis, muda, dan giat,” kata Muhammad di Mission 300 Africa Energy Summit di Tanzania seperti dikutip dari Emerging Risk, Jumat (31/1/2025).
Kepada kepala Negara-negara Afrika, Muhammad menambahkan akses energi yang lebih baik, terjangkau, dan dapat diandalkan tidak hanya penting untuk mencapai Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDG) ke-7, tetapi juga berfungsi sebagai katalis untuk tujuan pembangunan yang lebih luas.
Muhammad menjelaskan akses terhadap energi bersih dan berkelanjutan mendukung kemajuan di berbagai sektor, termasuk kesehatan, pendidikan, dan kesetaraan gender, serta mendorong pertumbuhan ekonomi dan aksi iklim.
“Dengan meningkatkan keamanan dan kedaulatan energi jangka panjang, kita dapat mendorong perdamaian, menciptakan lapangan kerja hijau, dan membangun mata pencaharian yang tangguh,” tambahnya.
Mission 30 bertujuan untuk menghubungkan 300 juta orang dengan listrik pada tahun 2030. Muhammad menyebutkan bahwa komitmen ini merupakan peluang transformatif bagi Afrika.
“Bersama dengan inisiatif sistemik seperti Perjanjian Perdagangan Bebas Kontinental Afrika, Afrika berada dalam posisi unik untuk memimpin transisi energi global,” katanya.
Ia juga menekankan pentingnya akses energi yang andal bagi 147 juta usaha kecil dan menengah di benua tersebut, yang merupakan penggerak utama pertumbuhan ekonomi. “Dengan akses energi yang dapat diandalkan, mereka akan memiliki alat untuk berkembang, berinovasi, dan menciptakan lapangan kerja,” jelasnya.
Namun, Muhammad mengingatkan bahwa upaya transformasi yang ada saat ini masih belum cukup. “Kita harus mempercepat upaya kolektif kita untuk mempercepat solusi bagi SDG 7 dan Perjanjian Paris, serta mendorong Afrika untuk menjadi kekuatan energi bersih,” tegasnya.
Ia mengidentifikasi tiga area kunci yang perlu segera dilakukan Afrika. Pertama, menciptakan lingkungan yang mendukung untuk menarik investasi publik dan swasta yang lebih besar melalui kebijakan dan kerangka regulasi yang lebih kuat dan stabil.
Kedua, menggerakkan pembiayaan yang terjangkau dan memadai, mengingat kurangnya investasi dalam energi terbarukan di Afrika. Terakhir mempertahankan multilateralism atau kerjasama internasional, untuk memberikan solusi pada skala dan kecepatan yang diperlukan.
“Marilah kita manfaatkan momen ini untuk mempercepat dan mewujudkan kemajuan transformatif. Bersama-sama, saya yakin Afrika dapat memimpin transisi energi bersih, menciptakan kemakmuran dan ketahanan yang berkelanjutan untuk generasi mendatang,” kata Muhammad.